“Apa yang ingin diwujudkan nantinya membentuk ‘KWT mart’ guna menjadi tempat pemasaran setiap hasil produk ibu-ibu kelompok wanita tani. Baik itu hasil bumi pertaniannya yang dikombinasikan bersama produk-produk hasil pelatihan. Pun, ‘KWT shop’ dengan sistem penjualannya secara online,” terang Tina.
“Jadi, slogan BesTina Nyakola itu ‘tanam - olah - jual.’ Dimana para peserta pelatihan harus bisa menyerap ilmu dari BesTina Nyakola. Paling tidak satu KWT dapat mengimplementasikannya menjadi ladang usaha dari hasil pelatihan pembuatan bucket, tata rias, pasta gigi, atau nanti Insya Allah bakal dibuat lagi pelatihan yang ada peluang pasarnya,” imbuhnya.
Ditegaskan Tina, bilamana kelompok wanita tani yang mengikuti pelatihan belum bisa menjadikannya sebagai ladang usaha pun, akan tetapi ilmu yang diserap baik dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari guna menekan konsumerisme.
“Ibu-ibu peserta pelatihan BesTina Nyakola juga bisa menerapkan ilmu yang didapat untuk meringankan beban kebutuhan sehari-hari, agar tidak boros harus selalu membeli,” pungkasnya.***