Serangan dekat Makam Qasem Soleimani Jadi Peristiwa Paling Mematikan Sejak Revolusi Islam 1979, Ini Faktanya

- 4 Januari 2024, 10:11 WIB
Ilustrasi Ledakan/ Peristiwa dua kali ledakan terjadi di Iran Saat sedang upacara peringatan kematian mantan Jendral Qasem Soleimani
Ilustrasi Ledakan/ Peristiwa dua kali ledakan terjadi di Iran Saat sedang upacara peringatan kematian mantan Jendral Qasem Soleimani /Foto. Istockphoto/ RamonCast

 

PR KUNINGAN — Berikut ini fakta mengenai serangan ledakan hebat yang terjadi dua kali berturut-turut di dekat makam jenderal Iran Qasem Soleimani pada saat peringatan kematiannya Rabu, 3 Januari 2024.

Peristiwa ledakan itu terjadi di dekat wilayah pemakaman Mesjid Saheb al-Zaman di Kerman Iran, yang merupakan kampung halaman Qasem Soleimani

Mengutip dari REUTERS, Bahwa jumlah korban sekitar 95 orang tewas, turun dari 103 orang, di Iran pada hari Rabu setelah terjadi ledakan berturut-turut di sebuah acara memperingati pembunuhan seorang jenderal terkemuka oleh Amerika Serikat pada tahun 2020, kata para pejabat Iran.

Selain itu lebih dari 211 orang terluka dalam serangan itu, namun belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Adanya peristiwa ini menjadikannya serangan paling mematikan di Iran sejak peristiwa Revolusi Islam 1979 ,  sebelumnya Iran pernah menghadapi insiden serupa di masa lalu yang datang dari berbagai kelompok. , termasuk ISIS.

Baca Juga: Sinopsis Film Horor Mickey's Mouse Trap ketika Mickey Lucu Berubah Jadi Penjahat Penuh Teror, Tayang Kapan?

Dari Peristiwa Ledakan yang terjadi di Iran beriku ini beberapa fakta yang di ketahui dan masih belum jelas kebenarannya.

Berikut ini fakta yang diketahui  dan masih belum jelas  terkait ledakan tersebut:

1. Serangan itu terjadi saat peringatan empat tahun pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani, kepala Pasukan elit Quds Garda Revolusi, dalam serangan pesawat tak berawak AS di negara tetangga Irak. Ledakan terjadi di dekat makamnya saat antrean panjang orang berkumpul untuk menghadiri acara tersebut.

2. Ledakan kedua terjadi sekitar 20 menit setelah ledakan pertama, yang sering kali merupakan teknik yang biasa digunakan oleh militan untuk melukai warga sipil dan petugas tanggap darurat setelah serangan awal.

Halaman:

Editor: Ade Ardiansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah