Network
PR KUNINGAN — Seluruh pemerintah daerah kota dan kabupaten diminta oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat agar menyiapkan dana untuk menangani masalah penyakit aids, tuberculosis, dan malaria (ATM) segera.
Diutarakan Hariyah selaku Wakil Supervisor Program Tuberkulosis (TBC) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, bahwa hibah bantuan luar negeri untuk ketiga penyakit mematikan itu akan dihentikan pada 2026.
Usai rapat penyusunan dokumen perencanaan terkait Pencegahan dan Pengendalian Aids Tuberculosis Malaria (PP - ATM) kabupaten dan kota Provinsi Jabar di Gedung Sate Bandung, Jumat 15 Juni 2024, Hariyah menyatakan, "selama ini ada dana global, dan nanti 2026 harus sudah bergeser di anggaran kabupaten/kota. Sehingga harus mampu menganggarkan sendiri."
Baca Juga: Perhatikan Serius! Tiba-tiba Saja Presiden Jokowi Sampaikan Tentang Ancaman ‘Neraka Iklim’
Hasil rapat menunjukkan bahwa sejumlah daerah telah memenuhi anggaran dengan baik, tetapi Hariyah mengakui bahwa Cianjur adalah satu-satunya kabupaten yang belum memenuhi klasifikasi Malaria.
Wakil Supervisor Program Tuberkulosis (TBC) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengatakan bahwa anggaran ini sangat penting untuk mencapai target pengendalian ATM pada tahun 2030 dan mencegah kasus ATM baru muncul di Jawa Barat.
Pada tahun itu, jika jumlah kasus TB setidaknya 65 kasus per 100 ribu orang, AIDS harus nol atau zero, sehingga tidak ada kasus baru. Dia juga menyatakan bahwa malaria harus dieliminasi dari penularan lokal.
Baca Juga: Jelang Idul Adha 2024 Hewan Kurban di Kuningan dapat Kalung Sehat, Apa Fungsinya?
“Nilai ATM bergantung pada jumlah pasien atau kasus. Ini berkaitan dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan oleh kabupaten atau kota untuk mengelola ATM,” ungkap Hariyah.
