Makna Prosesi Hari Raya Nyepi
upacara melasti, dua hari sebelum Nyepi, umat hindu melakukan persembahyangan dilaut maupun danau, menurut mereka laut dan danau merupakan sumber air suci yang mampu menyucikan berbagai hal kotor dalam diri manusia dan alam.
Pengrupukan atau mecaru, dilakukan dengan menebar nasi tawur disekeliling rumah sambil memukul kentongan hingga gaduh. Pengrupukan bermakna sebagai pengusiran Bhuta Kala yang ada disekitar tempat tinggal. Pengrupukan umumnya turut dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh.
Puncaknya, pelaksanaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu tidak boleh beraktivitas seperti biasa dalam 24jam penuh, puncak dari Hari Raya Nyepi ini adalah keheningan, tujuannya adalah menyucikan diri dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan duniawi. Dihari ini juga penganut Hindu disarankan untuk berpuasa bagi yang mampu selama 24jam.
Terakhir, Tradisi Ngembak Geni
Ngembak Geni adalah penutupan rangkaian Hari Raya Nyepi, diisi dengan saling memaafkan, bersyukur, dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih. Biasanya mereka akan saling mengunjungi keluarga dan tetangga untuk saling memaaf-maafan.
Adanya acara adat seperti ini akan membuat warga semakin akrab dan mempererat silaturahim, Ogoh-ogoh sendiri dijadikan sebagai wadah untuk menuangkan kreatifitas dan kerjasama anak-anak muda, juga sebagai bentuk melestarikan budaya. Prosesi-prosesi yang dilakukan juga sebagai bentuk penggambaran perdamaian, kesejahteraan dan rasa syukur.***