Pemprov Jabar Gandeng Apindo dan Serikat Pekerja Bahas Solusi Masalah Tingkat Pengangguran Terbuka

- 8 Mei 2024, 22:44 WIB
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat Teppy Wawan Dharmawan (kanan) dan Plh Asda II Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jabar Dodo Suhendar (kiri) memberikan keterangan, di Gedung Disnakertrans Jabar, Bandung, Rabu (8/5/2024).*
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Barat Teppy Wawan Dharmawan (kanan) dan Plh Asda II Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jabar Dodo Suhendar (kiri) memberikan keterangan, di Gedung Disnakertrans Jabar, Bandung, Rabu (8/5/2024).* / ANTARA/Dokumentasi Pribadi/

PR KUNINGAN — Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) provinsi setempat, mencari solusi untuk menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT), dengan membahasnya menggandeng Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar dan serikat pekerja.

Kepala Disnakertrans Jabar, Teppy Wawan Dharmawan, mengatakan bahwa hal itu memudahkan Disnakertrans Jabar untuk melakukan pemetaan dan menemukan solusi untuk menekan TPT, yang, berdasarkan data Februari lalu, masih di angka 6,91% atau 1,79 juta orang. Ini mungkin lebih rendah dari TPT tahun 2023, yang saat itu adalah 7,89% atau dua juta pengangguran, dengan penurunan sekitar 217 ribu orang.

“Alhamdulillah, semua orang peduli untuk memikirkan satu sama lain. Kami melanjutkan pemetaan; bagaimana TPT diselesaikan?” ucapnya dalam seminar ketenagakerjaan yang diselenggarakan di Gedung Disnakertrans Jabar di Bandung, Rabu 8 Mei 2024, Teppy menyatakan, "Apakah secara formal maupun informal."

Sebab, kata Teppy, tidak hanya pekerjaan formal yang dapat mempekerjakan orang, pekerjaan informal juga dapat. Ini terbukti ketika UMKM meningkat pesat sebelum pandemi COVID-19.

Baca Juga: Waduh Ada Apa Gerangan? Rumah Kang Dedi Mulyadi Digeruduk Belasan Orang Bogor

Ditambahkannya, "Termasuk satu lagi, peluang kerja di luar negeri." Menurut Teppy, seminar ini diharapkan dapat mencapai solusi untuk masalah TPT di Jabar.

“Kami akan melakukannya jika pelatihan diperlukan untuk perawatan. Kami menyiapkan BLK yang kami miliki. Jenis perawatan apa yang diperlukan? Selanjutnya, dia menyatakan bahwa tim vokasi akan memberikan saran,” tukasnnya.

Ia juga berharap tidak ada perusahaan yang tutup, yang tentunya akan menyebabkan lebih banyak pengangguran. "Yang jelas dalam konteks hubungan industrial dan perlindungan, kami amankan yang 23 juta dulu. Kami pastikan jangan sampai 23 juta ini menjadi penyumbang TPT, meskipun kami sibuk menyelesaikan TPT yang sudah ada." Dia menyatakan bahwa penutupan pabrik merupakan bencana besar bagi negara.

Teppy mengatakan bahwa hanya dengan alokasi anggaran yang tepat semua ini akan bekerja dengan baik.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah