Walaah...Odong-odong Jadi Idola Warga Kuningan

24 Januari 2022, 13:49 WIB
Kendaraan yang dimodifikasi menjadi odong-odong di Kuningan semakin banyak jumlahnya. /KUNINGAN TALK/Sihabudin

KUNINGAN TALK - Kreatif untuk mencari rejeki. Itulah yang terjadi saat ini dimana jumlah kendaraan yang dimodifikasi menjadi odong-odong semakin banyak jumlahnya. Keberadaan odong-odong sendiri menarik minat warga terutama di pedesaan.

Tak heran jika setiap menjelang sore, banyak odong-odong yang beroperasi di desa. Penumpangnya mulai dari anak kecil hingga ibu ibu.

Sekali naik, ditarif 3 ribu rupiah per orang untuk jarang yang tidak terlalu jauh. Jika ingin rute yang lebih panjang, maka penumpang harus membayar antara Rp5 ribu sampai Rp10 ribu.

Pemilik odong-odong juga semakin kreatif mendesain mobilnya. Yang terbaru yakni odong- odong mirip bus lengkap dengan topi melintang di bagian atas kaca depannya.

Di samping badan odong-odong ada liveri menarik dan tulisan HD Jetbus 3. Tentu saja bukan hanya di bagian luar saja yang dipercantik namun kabin mobil juga dilengkapi sarana untuk hiburan penumpang.

Misalnya televisi layar datar yang berada di bagian depan serta musik. Kursi penumpang dibuat lebih empuk meski posisinya tetap memanjang.

 

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Kuningan Hari Ini Senin 24 Januari 2022: Dari Pagi Berawan, Siang sampai Malam Hujan

Baca Juga: Minim Lampu Penerangan Jalan, Tanjakan Kiara Domba Rawan Kejahatan  

Masno, salah seorang pengemudi odong-odong mengaku jika pendapatan dari usahanya ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Dalam sehari, dirinya bisa mengantongi pendapatan bersih antara Rp100 ribu hingga Rp150 ribu setelah narik seharian. Angka itu diperoleh setelah dipotong bahan bakar dan setoran.

Namun jika sepi penumpang, uang yang dibawa pulang juga berkurang. Sering juga dirinya hanya kebagian Rp50 ribu. Kendati begitu, Masno bersyukur lantaran masih memperoleh penghasilan untuk keluarganya

"Alhamdulillah pendapatan saya cukup untuk anak dan istri. Sebelum narik odong odong saya sopir angkot. Tapi karena penumpang sepi akhirnya pindah bawa odong odong. Kalau bawa angkot pengen dapat Rp50 ribu saja susahnya bukan main, sekarang mah ya lumayan. Saya mulai keliling ke desa desa dari jam 10 dan pulang sekitar pukul 5 sore. Yang banyak naik odong odong itu anak anak. Apalagi kalau hari libur," ujarnya diamini Endang, sopir odong- odong lainnya. ***

Editor: E. Suparman

Tags

Terkini

Terpopuler