Mengaku Senang, Anak Korban Perundungan di Cirebon Dapat Sepeda Listrik dari Kadisdik Jabar

24 September 2022, 10:31 WIB
Kadisdik Jabar, H. Dedi Supendi usai menyerahkan sepeda listrik kepada korban perundungan di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon. /Arif Rohidin/

KUNINGANTALK- Korban perundingan asal Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon, ABK sedang diliputi rasa senang. 

Siswa SLB tersebut baru saja mencapai mimpinya untuk memiliki sepeda untuk alat transportasi ke sekolahnya. 

ABK lebih senang karena sepeda yang dimiliki memiliki tenaga listrik sehingga bertenaga listrik. 

Adalah Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar) Dedi Supandi memberikan kadeudeuh berupa sepeda listrik untuk Anak berkebutuhan khusus (ABK) korban perundungan asal Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon.

Sepeda listrik diserahkan secara langsung oleh Dedi Supandi saat datang ke rumah ABK korban perundungan tersebut, pada Jumat, 23 September 2022.

Baca Juga: Jadwal KRL Depok ke Jakarta Kota Siang Sampai Malam dan Harga Tiketnya Sabtu 24 September 2022

Dedi Supandi mengatakan, sang anak yang sekolah di salah satu SLB tersebut memang berharap memiliki sepeda listrik. Itu diketahui saat pihaknya melakukan assessment kepada korban.

"Hasil assessment-nya ternyata ada beberapa harapan, bahwa korban menginginkan memiliki sebuah sepeda listrik. Maka hari ini saya datang bersama cabang dinas wilayah X (sepuluh) membawa sepeda listrik," ujar Dedi Supandi di sela kunjungannya ke rumah ABK korban perundungan Kabupaten Cirebon.

Dedi Supandi mengaku, pihaknya telah melakukan pendampingan secara intens terkait kondisi psikologis dan traumatik dari anak tersebut.

"Berdasarkan laporan dari tim PPA yang melakukan pendampingan psikologis, terhadap kondisi traumatik dan dari cabang dinas telah melakukan assessment jangkauan jarak antara korban dan pelaku," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal KRL Jogja Solo dan Harga Tiketnya Sabtu 24 September 2022

Setelah mengunjungi rumah si anak, Dedi Supandi melanjutkan perjalanan ke SMKN 1 Kedawung, Kabupaten Cirebon untuk melakukan pembinaan kepada seluruh kepala sekolah terkait indikator sekolah ramah anak.

Khususnya, untuk kepala sekolah di wilayah kerja Kabupaten / Kota Cirebon dan Kabupaten Kuningan.

"Memberikan pendampingan indikator sekolah ramah anak, yang akan ada pengawasannya ke SMA / SMK dan SLB, bukan hanya soal bersih dan aman, tetapi juga harus sudah nyaman dan inklusi," ungkapnya.

Pengawasan yang diberikan yaitu dengan membentuk tim di setiap sekolah yang ditugaskan menerapkan sekolah ramah anak.

"Banyak sekali indikatornya, termasuk bagaimana sekolah melakukan pendampingan aktivitas anak, karena 24 jam seorang anak ini 8 jam di sekolah 8 jam di rumah dan 8 jam du lingkungan lainnya," bebernya.

Baca Juga: Wanita Ini Meski Sudah Berusia 83 Tahun Badannya Masih Segar, Nitizen: Minum Vitamin Apa Nek

Sementara data hasil evaluasi yang dimiliki Disdik Jawa Barat, menunjukkan SMA dan SLB yang ramah anak di angka 68 persen. Sedangkan SMK masih di sekitar 28 persen dan harus terus didorong.

"Hasil evaluasi saya SMA dan SLB rata-rata sudah di 68 persen, justru SMK vokasinya bagus tapi status sekolah ramah anak masih di 28 persen, nanti akan kita tingkatkan melalui pendampingan dari dinas setempat untuk pembentukan sekolah ramah anak," jelasnya.

Pihaknya juga meminta agar setiap sekolah bisa melakukan kunjungan ke SLB, untuk memahami kondisi dan mengetahui aktivitas anak - anak selama belajar mengajar.

"Untuk itu, kami juga membutuhkan kerjasama dengan pihak sekolah SMK dan SMA untuk mengunjungi sekolah SLB, bahkan bisa ikut melihat aktivitas belajar teman-teman di sana," pungkasnya.

Baca Juga: Tiga Maskapai Penerbangan Ini Dipastikan Akan Masuk BIJB Kertajati Majalengka

Ibunda korban, Maesunah mengaku sangat berterima kasih atas kunjungan Kadisdik ini.

Ia mengungkapkan, buah hatinya itu sangat bersemangat sekolah. “Anaknya semangat sekolah. Walau sampai sekarang belum bisa, tapi ia selalu semangat. Disuruh libur pun tetep mau berangkat,” ungkapnya.

Ia berharap, siswa berkebutuhan khusus bisa mendapatkan perhatian hingga dewasa. “Mudah-Mudahan anak saya adalah korban terakhir. Jangan ada korban-korban disabilitas lainnya,” harapnya.***

Editor: Arif Rohidin

Tags

Terkini

Terpopuler