Nikmati Lontong Cap Go Me, Apakah Makna Masakan Ini Bagi Masyarakat Tionghoa

- 13 Februari 2022, 14:45 WIB
Budayawan Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang Wijaya
Budayawan Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang Wijaya /Arif Rohidin/

KUNINGANTALK- Menjelang perayaan Cap Go Meh tentu banyak akulturasi budaya baik adat seni seperti barongsai, liong juga budaya kuliner seperti makanan dan yang lain.
Warga Tionghoa tentu banyak yang merayakan Cap Go Meh sebagai rangkaian perayaan Imlek.
Kedatangan para pedagang dari Tiongkok China pertama kali umumnya datang dan bermukim di kota kota pelabuhan di pesisir Utara Jawa yaitu di Lasem, Tuban,  Jepara, Pekalongan, Kudus, Demak, Semarang, dan Muara Jati atau Cirebon.
Menurut Budayawan Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang Wijaya mengatakan Cirebon memiliki peranan penting dala perdagangan hal ini berlangsung sejak zaman Majapahit.
Hal ini dituliskan juga oleh Ma Huan dalam bukunya yang berjudul Yingya Shenglan yang terbit pada 1416.

Baca Juga: Mirip Pemilu, Warga Kuningan yang Membeli Minyak Goreng Wajib Mencelupkan Jari ke Tinta  
“Yingya Shenglan merupakan satu dari dua sumber penting dari Tiongkok yang banyak bercerita tentang Majapahit,” ungkap Jeremy.
Jeremy menambahkan Ma Huan mencatat tentang Jawa sangat teliti memperhatikan hal hal yang berkaitan tentang budaya ada di Jawa.
Dalam Catatannya itu, Ma Huan menyaksikan Majapahit, dimana dia berlabuh sebagai tempat raja tinggal.
Kedatangan para pedagang dari Tiongkok dan tinggal di pesisir pantai utara Jawa, menghasilkan akulturasi budaya dan kuliner.
“Salah satu sajian hidangan yang merupakan akulturasi kuliner adalah Lontong Cap Go Me,” kata Jeremy.

Lontong Imlek
Lontong Imlek

Sajian hidangan yang melambangkan asimilasi semangat pembauran antara budaya tradisi warga Tionghoa dengan warga masyarakat setempat di Jawa.
Makanan khas ini disajikan sebagai pengganti hidangan YuanXiao (bola bola tepung beras) dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional yang ada di Jawa, Kaya rasa seperti opor ayam dan sambal goreng.
Lontong disajikan dalam acara Cap Go Me di Jawa yaitu 15 hari setelah Imlek.
Masakan ini disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng ati, pindang, telor, bubur koya, ebi (udang kecil kecil) sambal dan emping atau Krupuk udang
Lontong Cap Go Me mengandung banyak makna dan Lambang. Dari bentuknya, lontong dianggap sebagai simbol panjang umur.

Baca Juga: Warga Kuningan Serbu Swalayan Memburu Minyak Goreng, Suasananya Mirip seperti Mau Lebaran  
Selain itu, telur yang dimasak pindang melambangkan sumber rezeki. Begitu pula dengan opor yang berwarna kuning karena diracik dengan kunyit.
Warna kuning keemasan pada kuah lontong Cap Go Meh dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan. Seperti dengan perayaan Imlek, warna emas merupakan warna keberuntungan.
Dengan menyantap lontong dalam perayaan Cap Go Meh, maka orang-orang Tionghoa berharap mendapatkan keberuntungan, rezeki dan kemakmuran yang dipresentasikan dalam sepiring lontong Cap Go Meh.***

Editor: Arif Rohidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah