PR KUNINGAN - Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda wilayah mayoritas Indonesia.
Kebijakan social distancing yang diambil pemerintah disikapi sejumlah masyarakat dengan mengalihkan cara berbelanja dari offline ke online.
Selain hemat waktu, cara berbelanja online juga memungkinkan masyarakat terhindar dari keramaian dan penggunaan uang kertas yang berpotensi menyebabkan perpindahan virus dan bakteri, termasuk virus corona.
Baca Juga: Tips Agar Tetap Produktif saat Jalani Karantina di Rumah
Demikian diungkapkan External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, melalui siaran pers yang diterima "PR", Selasa, 17 Maret 2020.
Artikel ini telah terbit sebelumnya di situs Pikiran-Rakyat.com yang berjudul 5 Tips Belanja Kebutuhan Pokok Secara Online di Tengah Social Distancing Wabah Corona
Belanja bahan pokok pun, menurut dia, saat inibisa dilakukan dengan mudah secara online.
Baca Juga: Cara Mudah Jalankan PJJ Selama Pandemi
"Antusiasme masyarakat dalam menemukan berbagai kebutuhan rumah tangga, mulai dari bahan-bahan pokok, lauk-pauk, buah, sayur, makanan kering hingga perlengkapan bayi, melalui marketplace, termasuk Tokopedia, semakin tinggi," katanya.
Selain karena kebijakan social distance, menurut dia, kondisi tersebut, juga tidak terlepas dari maraknya promo yang digelar marketplace.
Ia mengatakan, promo yang paling disukai konsumen adalah promo bebas ongkos kirim (ongkir).
Baca Juga: Cara yang Dapat Dilakukan Agar Tetap Tenang Hadapi Situasi Sulit
"Ada sejumlah tips yang bisa dilakukan untuk berbelanja kebutuhan pokok secara online," katanya.
Tips tersebut, diantaranya adalah:
Buat Daftar Belanja dan Catat Pengeluaran
Baca Juga: Cara Menikmati Akhir Pekan Selama Pandemi
Platform jual-beli online mempermudah masyarakat membuat daftar belanja sekaligus mencatat pengeluaran. Masyarakat bisa membandingkan harga dengan lebih cepat dan transparan. Catatan pengeluaran pun dapat terekam dengan lebih baik secara digital.
Hindari Belanja Berlebihan
Pembelian bahan-bahan pokok sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan untuk menghindari berlebihnya pengeluaran atau terbuang sia-sianya produk yang tidak mampu bertahan lama. (Ai Rika Rachmawati/Pikiran Rakyat)***