Di posisi ke-85,Prancis akhirnya mampu menyamakan kedudukan. Ini dimulai dengan upaya Tidiam Gomis di sisi sayap sebelum umpan tarik. Mathis Amougou mendorong bola matang di depan gawang memaksa skor menjadi 2-2.
Jerman menunjukkan kematangannya saat adu penalti dimulai.
Tiga pemain penendang Prancis tidak dapat menceploskan bola. Der Panzer menang dengan skor 4-3. Satu-satunya eksekutor yang tidak menceploskan bola ke gawang Prancis adalah Brunner.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengatakan dia terhibur melihat pertarungan sengit antara kedua tim.
Pertandingan yang sangat menarik. Akhir dari segalanya. Francais menunjukkan kepribadian yang tidak mengenal menyerah. Erick Thohir menyatakan bahwa meskipun mereka tertinggal, mereka dapat mengejar skor untuk memaksa pertandingan diakhiri dengan adu penalti.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua LOC Piala Dunia U17 tersebut memberikan pujian kepada Jerman. Juara adalah Jerman. Sejak penyisihan grafik, kinerja mereka terus menurun. Dia mengatakan bahwa mereka mengalahkan tim kuat Spanyol dan Argentina sebelum akhirnya menghadapi Prancis di laga puncak.
Erick Thohir ingin Piala Dunia U17 mengajarkan sepak bola Indonesia. "Piala Dunia U-17 menjadi contoh pentingnya kita serius akan pembinaan usia dini," ujarnya.
Tim senior harus ditopang dengan pembinaan yang berkesinambungan untuk membentuk tim yang solid. Banyak pelajaran yang diambil dari Piala Dunia U17 oleh PSSI, tidak hanya sebagai pengelola acara tetapi juga sebagai cara untuk berpikir tentang pembinaan masa depan.***