PR KUNINGAN — Perusahaan teknologi pengelola aplikasi peninjau tata bahasa Inggris, Grammarly, mengumumkan telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya di seluruh dunia.
Tidak tanggung-tanggung, total ada 230 karyawan Grammarly yang menjadi korban PHK sebagai bagian dari restrukturisasi bisnis.
Grammarly menyatakan, keputusan melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya itu adalah upaya perusahaan untuk lebih fikus berinvestasi dalam pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Hal tersebut diungkapkan oleh CEO Grammarly, Rahul Roy Chowdhury, pada Sabtu 10 Februari 2024.
Baca Juga: Tahun Naga Kayu 2024, ini Shio yang Bakal Populer dan Berpeluang Hasilkan Logam dan Populer
“Sementara kami memperkuat fokus kami dalam mendorong tempat kerja yang mendukung AI dan memperdalam investasi teknis kami pada AI, kami membutuhkan perpaduan kemampuan dan keahlian yang berbeda,” ujar Rahul.
Rahul menambahkan, pihaknya menyebut bahwa memang perlu dilakukan desain ulang perusahaan untuk meningkatkan kualitas dan kecepatan kolaborasi, hal tersebut menyakut restrukturisasi peran dan penempatan tim-tim tertentu.
Tidak untuk Menghemat Biaya
Sementara itu, Roy-Cnowdhury menyangkal bahwa PHK yang dilakukan Grammarly tak ada kaitannya dengan kondisi keuangan perusahaan.
Bahkan, ia menyebut bahwa karyawan Grammarly yang terkena PHK bakal menerima gaji pokok selama tiga bulan plus manfaat asuransi kesehatan yang berlaku di wilayah kerjanya masing-masing.