Dampak Buruk Kurang Tidur Pengaruhi Fungsi Otak, Jadi Begadang Jangan Begadang Kalau Tiada Artinya

29 September 2023, 17:34 WIB
Tahukah Anda, Begini Jadinya Keadaan Seseorang Ketika Kurang Tidur! /PEXELS/Herman Sanchez/

PR KUNINGAN — Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan dalam 'Journal of Proteome Research American Chemical Society' menemukan bahwa kurang tidur atau begadang dapat menyebabkan penurunan jumlah protein pelindung otak, yang berujung pada kematian saraf.

Setelah kurang tidur selama dua hari, studi ini melihat seberapa baik tikus menavigasi labirin sederhana dan mengenali objek baru.

Baca Juga: BMKG Prediksi Kekeringan Dampak Fenomena El Nino di Indonesia Bakal Sampai Awal Tahun Baru 2024

Kemudian, peneliti mengekstraksi protein dalam hippocampus tikus—bagian otak yang bertanggung jawab atas memori dan pembelajaran, menurut Indian Express pada Jumat 22 September 2023.

Peneliti mengatakan, "Kami kemudian mengidentifikasi protein yang kelimpahannya berubah. Kemudian, untuk mempersempit kemungkinan, kami melihat data yang menghubungkan protein-protein ini dengan kinerja tikus saat melalui labirin setelah kurang tidur."

Baca Juga: Hubungan Bandung dengan Jakarta Bakal Makin Dekat, 2 Oktober 2023 Kereta Cepat KCJB Bakal Diresmikan

Para ahli menjelaskan bahwa kurang tidur berdampak pada berbagai fungsi otak, termasuk menurunkan konsentrasi. Ini terjadi karena konsolidasi memori yang terjadi selama tidur, yang berdampak pada pengambilan dan penyimpanan memori.

Dr. Shobha N, seorang konsultan ahli saraf di Rumah Sakit Manipal India, mengatakan, "Kurang tidur juga dapat menyebabkan gangguan dalam pengambilan keputusan dan kurangnya kontrol emosi. Kecelakaan juga dapat terjadi karena gangguan penilaian saat mengemudi."

Baca Juga: Persib Bisa Naik Tangga Klasemen Liga 1 Tuju 4 Besar, Paulic Sungguh Diluar Dugaan

Dr. Shobha mengatakan bahwa kondisi neurologis seperti migrain dan epilepsi dapat memburuk, dan kekurangan tidur dalam jangka panjang juga dapat berdampak pada kesehatan fisik.

Menurutnya, individu tersebut rentan terhadap penyakit radang neurologis dan sistemik yang terus menerus, yang dapat menyebabkan hipertensi, diabetes, dan dislipidemia.

Baca Juga: Geledah Rumah Mentan Syahrul Yasi Limpo, KPK Sita Uang Tunai Puluhan Miliar

Shobha menjelaskan bahwa pola tidur yang berubah dapat menyebabkan kecanduan dan penyalahgunaan zat. Semua ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Para ahli saraf telah menemukan bahwa tanpa tidur yang cukup, otak akan terganggu dalam melakukan tugas penting seperti membersihkan produk limbah dan protein berbahaya yang terakumulasi sepanjang hari.

Baca Juga: Kapolsek Jalaksana Ungkap Kondisi Terkini Babi Nyelonong Rumah Ketua DPRD Kuningan

Shobha menyatakan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan penyakit neurodegeneratif seperti demensia dan penyakit Parkinson. Singkatnya, kurang tidur dapat berdampak pada plastisitas neuron dan membuka jalan menuju berbagai penyakit neurologis dan sistemik.***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Indian Express

Tags

Terkini

Terpopuler