Berikut Makna dan Sejarah Ogoh - Ogoh, Si Patung Seram Yang Jadi Simbol Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali

3 Maret 2022, 20:42 WIB
Ramaikan Perayaan Nyepi, Ternyata Ini Fungsi Ogoh-ogoh, Simak Pengertian dan Sejarah Singkatnya /Tangkapan layar YouTube/ Ady MIX Bali Channel

KUNINGANTALK - Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang membawa nama Indonesia kekancah internasional, dengan destinasinya yang luar biasa sehingga bisa mensejajarkan dengan pariwisata dunia.

Mengenal kata Bali, kita pasti ingat dengan hari raya Nyepi, hari raya Nyepi merupakan hari rayanya orang Budha. lain daripada yang lain, hari raya Nyepi di Bali dirayakan dengan beberapa tradisi unik, sehingga memikat banyak wisatawan nasional dan internasional.

Salah satu yang paling banyak di tunggu yakni prosesinya Ogoh-ogoh. Setelah 2 tahun tidak merayakan hari nyepi dengan Ogoh-ogoh lantaran kondisi pandemi, tahun ini warga Bali lebih antusias dengan kembalinya perayaan Ogoh-ogoh.

Baca Juga: Laporan Dugaan Penipuan dan Penggelapan Lahan Parkir Pasar Jagasatru Semakin Memanas, Ini yang Terjadi

Tapi apakah kalian tau asal muasal dari tradisi atau budaya perayaan Ogoh-ogoh di Bali? Berikut kita paparkan sedikit sejarah dari Ogoh-ogoh beserta maknanya.

Sejarah Ogoh-ogoh

Ogoh-ogoh! apa itu? Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala menyiratkan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terbantahkan.

Bhuta Kala adalah perwujudan roh jahat yang suka mengganggu manusia, biasanya disimbolkan sebagai raksasa dengan wajah dan tubuh menyeramkan. Oleh karena itu ogoh-ogoh yang dibakar bermakna pemusnahan segala hal buruk dan kejahatan didunia.

Ogoh-ogoh atau ider-ideran ini terdiri dari patung-patung raksasa yang diarak keliling desa H-1 menjelang Hari Raya Nyepi, diiringi dengan gamelan Bali yang disebut Bleganjur. Selanjutnya malam itu patung-patung yang menggambarkan perwujudan Butha Kala dibakar sebagai simbol menciptakan ketenangan ibadah umat hindu

Makna Prosesi Hari Raya Nyepi

upacara melasti, dua hari sebelum Nyepi, umat hindu melakukan persembahyangan dilaut maupun danau, menurut mereka laut dan danau merupakan sumber air suci yang mampu menyucikan berbagai hal kotor dalam diri manusia dan alam.

Pengrupukan atau mecaru, dilakukan dengan menebar nasi tawur disekeliling rumah sambil memukul kentongan hingga gaduh. Pengrupukan bermakna sebagai pengusiran Bhuta Kala yang ada disekitar tempat tinggal. Pengrupukan umumnya turut dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh.

Puncaknya, pelaksanaan Hari Raya Nyepi, umat Hindu tidak boleh beraktivitas seperti biasa dalam 24jam penuh, puncak dari Hari Raya Nyepi ini adalah keheningan, tujuannya adalah menyucikan diri dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan duniawi. Dihari ini juga penganut Hindu disarankan untuk berpuasa bagi yang mampu selama 24jam.

Terakhir, Tradisi Ngembak Geni

Ngembak Geni adalah penutupan rangkaian Hari Raya Nyepi, diisi dengan saling memaafkan, bersyukur, dan membuka lembaran baru dengan hati yang bersih. Biasanya mereka akan saling mengunjungi keluarga dan tetangga untuk saling memaaf-maafan.

Adanya acara adat seperti ini akan membuat warga semakin akrab dan mempererat silaturahim, Ogoh-ogoh sendiri dijadikan sebagai wadah untuk menuangkan kreatifitas dan kerjasama anak-anak muda, juga sebagai bentuk melestarikan budaya. Prosesi-prosesi yang dilakukan juga sebagai bentuk penggambaran perdamaian, kesejahteraan dan rasa syukur.***

Editor: Rian S. Putra

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler