PR KUNINGAN — Jumlah petani muda di Indonesia yang kian hari kian menurun jumlahnya, tentunya menjadi fenomena yang cukup miris di negara agraris, hal tersebut tentu jadi perhatian salah satunya dari Pengamat pertanian Univesitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Dwi Apri Nugroho.
Pengamat UGM itu pun berharap agar materi pertanian dan teknologi pertanian sangat penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum di jenjang Sekolah Dasah (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Bayu menyebut, bahwa memasukkan materi pertanian kedalam Kurikulum ke jenjang pendidikan sekolah semata-mata untuk meningkatkan minat generasi muda khususnya pada dunia pertanian.
“Saya kira dengan pengelan pertanian dan teknologinya sedini mungkin di tinhkat SD, SMP dan SMA, ada harapa di masa depan Indonesia bisa terbebas dari bayang-bayang impor (pangan),” ucap Bayu.
Baca Juga: Jadwal Liga Inggris Burnley vs Luton Town, H2h hingga Prediksi Lengkapnya Cek Disini
Dirinya yakin, dengan banyaknya generasi muda yang mau bergelut pada bidang pertanian, maka Indonesia bakal efektif sebaga negara pengekspor pangan yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
Menurutnya, sebagai salah satu cara yang harus dilakukan guna menarik minat anak-anak muda ke dunia pertanian adalah denga mengenalkan teknologi di bidan pertanian kepada mereka sedini mungkin.
“Tidak hanya kepada anak-anak muda yang berasal dari anggota keluarga petani tetapi juga anak-anak muda yang notabene bukan dari keluarga petani,” katanya dikutip dari ANTARA.
Pengamat UGM itu pun berpendapat, melalui pertanian dan teknologi pertanian sejak jenjang SD diharapkan dapat merubah persespsi terkait pertanian konvensional dan tidak modern itu bisa hilang.