Salut Buat Ecep! Jurnalis ini Raih Gelar Doktor Predikat Cum Laude Pertahankan Disertasi Tentang Terorisme

- 1 Juni 2024, 19:54 WIB
Ecep Suwardaniyasa Muslimin berhasil mempertahankan disertasinya sehingga meraih gelar doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Jumat 31 Mei 2024.*/kabar-priangan.com/Istimewa/Dok. Ecep Suwardaniyasa
Ecep Suwardaniyasa Muslimin berhasil mempertahankan disertasinya sehingga meraih gelar doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Jakarta, Jumat 31 Mei 2024.*/kabar-priangan.com/Istimewa/Dok. Ecep Suwardaniyasa /

PR KUNINGAN — Seorang jurnalis yang menjabat Pemred di sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, Ecep Suwardaniyasa Muslimin, pewarta asal Tasikmalaya, Jawa Barat ini sukses meraih Gelar Doktor dengan predikat “cum laude”.

Ecep Suwardaniyasa Muslimin, seorang jurnalis dari Tasikmalaya, menerima Gelar Doktor dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Ia berhasil mempertahankan disertasi berjudul "Terorisme dan Media Baru: Kajian Stratejik Migrasi Pergerakan Pelaku Teror di Indonesia" dalam sidang terbuka di Gedung IASTH Kampus UI Salemba, Jakarta, Jumat 31 Mei 2024.

Ecep menerima Gelar Doktor dengan predikat cum laude dengan promotor Ibnu Ahmad dan kopromotor Muhammad Syauqillah dan Puspitasari.

"Saya ucapkan selamat buat Ecep yang selama ini aktiv di jurnalis untuk liputan teroris, sekarang meraih doktor dengan predikat cum laude,” ucap Prof Ibmu.

Di dalam disertasinya, Ecep mempelajari pergerakan teroris di Indonesia dalam 30 tahun terakhir.

Seperti, gelombang teroris dari 2002 hingga 2014 dianggap sebagai bagian dari gerakan konvensional. mulai dari merekrut, melatih, mencari uang, dan lainnya.

Baca Juga: Kendaraan Politik Jelang Pilbup Kuningan 2024 Mulai Tentukan Arah, di Hari Lahir Pancasila PKB dan PAN Bertemu

Dijelaskan Ecep, konvensional berarti tidak menggunakan media sosial secara signifikan. Ketika anggota teroris bertemu dan berbicara satu sama lain secara langsung. Dengan cara yang sama, rekrutmen dan pelatihan atau pembuatan bom dilakukan secara tatap muka, termasuk pelatihan Bom Bali dan lainnya.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah