Shopee dan NU Jalin Kerjasama Pengembangan UMKM; Santri Siap Ekspor

- 30 Mei 2024, 10:14 WIB
Shopee Barokah bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini memulai kelas perdana dari program pelatihan ‘Santri Siap Ekspor Bersama Shopee’.
Shopee Barokah bersama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) hari ini memulai kelas perdana dari program pelatihan ‘Santri Siap Ekspor Bersama Shopee’. /Pikiran Rakyat/Oktaviani/

PR KUNINGAN — Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong peningkatan kapasitasnya oleh Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid.

Kali ini, difokuskan untuk para santri yang dilatih untuk mengekspor hasil produk kreatifnya melalui platform digital Shopee bertema "Santri Siap Ekspor" hingga dididik dalam pelayanan administrasi.

Saat membuka pelatihan "Santri Siap Ekspor" di Senen, Jakarta Pusat, Rabu 29 Mei 2024, Sayyid mengatakan, "Saya rasa penting sekali Shopee dan kami di NU membenahi santri atau pelaku UMKM itu, serta memberikan pemahaman tentang kewirausahaan dan administrasi agar tidak ada maladministrasi di dalam kewirausahaan."

Waketum PBNU percaya bahwa wirausahawan harus memahami administrasi, terutama dalam hal kerja sama.

Kepercayaan orang lain juga dapat terganggu jika wirausahawan tidak memahami administrasi dalam suatu perjanjian.

Baca Juga: Info Tempat Nobar Final Champions Series BRI Liga 1 Madura United vs Persib Bandung, Nomor 1 Bisa Masuk Koran

Pemahaman yang lebih baik tentang strategi bisnis elektronik memang memberi peluang kepada para santri untuk bekerja sama dengan orientasi ekspor.

Sayyid mengatakan bahwa ketika santri menemukan jalannya, rencananya akan terlihat jika peluang itu tepat untuknya.

Namun, dua kekuatan yang dimiliki santri untuk mempertahankan kolaborasi adalah kepercayaan dan ketekunan.

“Jadi, jika santri ingin sukses dalam hubungan dengan orang lain, mereka tidak hanya harus cukup tekun tetapi juga harus tetap percaya pada usaha mereka,” ujarnya.

Wirausahawan dari kalangan santri atau santripreneur sangat penting untuk memahami hukum yang berlaku di negara lain karena tujuannya adalah untuk menjadi eksportir.

“Bahwa para nahdiyin adalah penggerak UMKM di Magelang (Jawa Tengah),” tutur Sayyid.

Baca Juga: FIKS! Yanuar Prihatin Resmi di Usung DPP PKB untuk Bertarung di Pilbup Kuningan 2024: Calon Bupati Pertama

Sementara itu, Radynal Nataprawira selaku Head of Public Affairs Shopee Indonesia, menyatakan bahwa penjual pakaian Muslim anak dari kalangan NU juga tersedia di Jawa Timur, dan pelanggan Thailand menyukai produk mereka.

Ini disebabkan oleh fakta bahwa produk yang ditunjukkan selama Shopee mengadakan kompetisi "Dari Pesantren ke Pesantren" tahun sebelumnya dianggap memiliki nilai unik.

"Kami saksikan sendiri di beberapa daerah, produk-produk santri ini memiliki nilai luar biasa. Dan memang dari sisi personalnya, seperti yang disebutkan sebelumnya, para santri ini sangat tekun untuk membangun bisnisnya," ungkap Radynal.

Diharapkan pelatihan "Santri Siap Ekspor" akan mengajarkan para santripreneur tentang bisnis digital dan niaga-el, serta panduan untuk mengekspor produk lokal yang dibuat oleh santri ke negara-negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin, bersama dengan lebih dari 26 juta produk UMKM lainnya yang telah berhasil ekspor melalui Shopee.***

Editor: Erix Exvrayanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah