Guru Besar ITB Kritik Program Food Estate yang Bakal Diteruskan Prabowo-Gibran: 25 Tahun Tak Berhasil!

21 Januari 2024, 11:55 WIB
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo(kedua dari kiri) saat mendampingi Presiden Jokowi melakukan penanaman secara simbolis jagung di Lahan Food Estate /Marcel Manek/OkeNTT

PR KUNINGAN — Seorang akademisi yang juga Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor (ITB) Dwi Andreas Santoso menyoroti salah satu program dari Pasangan Calon (Paslon) nomor ururt 2 yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang bakal melanjutkan program Food Estate, jika keduanya menang di Pilpres 2024.

Dwi menilai, keputusan untuk melanjutkan program Food Estate menurutnya tidaklah tepat, apalagi di masa pemerintah Soeharto dan Joko Widodo (Jokowi), program lumbung pangan itu belum pernah ada yang sukses.

“Jawaban saya itu pasti gagal. Itu selama 25 tahun tidak ada satupun contoh Food Estate berhasil. Kalau berhasil kenapa produksi padi menurun setiap tahunyya 1 persen,” ujar Dwi Andreas pada Jumat, 19 Januari 2024.

Meski begitu, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa program Food Estate yang saat ini tengah berjalan memang beda dari program sebelumnya.

Baca Juga: Ancol Bagi-bagi Tiket Gratis di Tanggal 22 Januari 2024? Cek Cara Mendapatkannya

Hal tersebut karena, dalam program Food Estate saat ini ditangani oleh lintas kementerian dan berbeda dengan program sebelumnya yang diserahkan sepenuhnya kepada Kementerian Pertanian.

“Kalau sekarang diserahkan pada lintas Kementerian. Menteri PUPR, Menteri Pertanian, Kementerian Pertahanan diberi tugas memonitor dan mengendalikan bagaimana membuat manajemen Food Estate secara modern,” tutur Viva dikutip dari Pikiran Rakyat.com.

Viva menyoroti soal kritik keras terhadap program Food Estate ini, yang menurutnya baru berjalan dan membutuhkan waktu karena infrastrukturnya tidak semua belum memenuhi.

“Ini baru jalan, sudah diombreng-ombreng begitu. Infrastrukturnya belum ada, sehingga tidak bisa sebulan dua bulan jadi,” tandasnya.

Baca Juga: Tutorial Download Aplikasi KTP Digital, Cukup Daftarkan Identitas di HP Anda Tak Perlu Risau Jika Hilang

Food Estate dari Masa ke Masa

Program Food Estate sendiri merupakan sebuah konsep pengembangan pangan yang terintegrasi mencakup  pertanian, perkebunan hingga peternakan di suatu kawasan tertentu.

Untuk di Indonesia sendiri, program Food Estate ini telah dijalankan di era kepemimpinan Presiden Soeharto hingga Jokowi saat ini.

Soeharto Pelopor Food Estate

Soreharto yang merupakan Presiden Indonesia ke-2, menjadi pemimpin Indonesia yang memprakasai program ketahanan pangan yang disebutnya kala itu sebagai program Bimbingan Masal (Bimas) guna meningkatkan produksi dan hasil beras.

Program yang dibuat oleh Soeharto tersebut, turut didukung oleh terbitnya Keputusan Presiden Nomor 95 Tahun 1969.

Baca Juga: Pasca Hengkang dari PDIP, Maruarar Sirait Kini Resmi Dukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Kemudian, Soeharto menerbitkan Kepres No.82/1995. Untuk mendorong produksi pertanian melalui Proyek Lahan Gambut (PLG) yang berada di lahan seluas 1 juta hektare di Kalimantan Tengah.

Namun, saat memasuki era kepemimpin BJ Habibie atau di tahun 1998, proyek cikal bakal Food Estate itu lantas diberhentikan hingga dinyatakan gagal, akibat pengkajian ekosistem yang kurang.

Hal tersebut turut ditandai dengan kerusakan lahan gambut dan kebakaran yang diakibatkan proyek PLG.

Food Estate Era SBY

Progam ketahanan pangan ternyata juga sempat digagas oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat dirinya menjabat sebagai orang nomor 1 di Tanah Air.

Meskipun bukan Food Estate namanya, SBY membuat suatu program ketahanan pangan lewat Meraku Integrated Energi Estate (MIFEE) di tahun 2010.

Program MIEFEE gagasan SBY itu turut diperkuat dengan terbitnya aturan Inpres Nomor 5 Tahun 2008 tentang Fokus Program Ekonomi 2008-2009.

Baca Juga: Penipu Seleksi Calon ASN Kemenag dan Kemenkumham Diringkus Polisi

Tidak tanggung-tanggung, pemerintah saat itu membuka total 1,2 juta hektare lahan pertanian. Namun sayangnya, program MIFEE itu molor dan akhirnya hanya ada 100 hektare lahan yang berhasil digarap.

SBY tak berhenti sampai disitu, proyek Food Estate kembali dihadirkan di Kalimatan Utara pada tahun 2011 dengan target bisa menghadirkan 30.000 hektare sawah dan tahun 2013 Food Estate hadir di Ketapang di Kalimantan Bara dengan target total ada 100.000 hektare sawah.

Tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, Food Estate di eras SBY pun tak kunjung memberikan kemajuan yang positif.

Baca Juga: Gagal Tes Perguruan Tinggi Negeri? Ini Daftar Kampus Muhammadiyah Terbaik Punya Akreditasi Unggul dari BAN-PT

Food Estate Masa Jokowi

Seakan tak mau kalah, di massa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga kembali menghadirkan proyek Food Estate di sejumlah titik wilayan di Indonesia yakni Papua, Maluku, Kalimatan Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, bahwa program Food Estate yang kembali digagasnya itu kini melibatkan antar lintas kementerian seperti, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, hingga Kementeria Pertahanan.

Jokowi menyebut, bahwa pengembangan Food Estate bukanlah suatu jalan yang mudah. Hal tersebut karena angka keberhasil panen dan tanaman bakal meningkat dan memberikan hasil saat tanaman keenam atau ketujuh.***

Editor: Ade Ardiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler