TKN Prabowo-Gibran Tanggapi Film ‘Dirty Vote’, Sebut Sebagian Besar adalah Fitnah dan Tidak Ilmiah

11 Februari 2024, 18:58 WIB
Poster film Dirty Vote. /Kolase foto X @idbaruid/

PR KUNINGAN  — Hanya dalam kurun waktu beberapa jam sejak resmi dirilis, film ‘Dirty Vote’ yang telah tayang di platform Youtube kini mendapat sorotan tajam, hal tersebut salah satunya dari Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Capres-Cawapres, Prabowo-Gibran.

TKN Prabowo-Gibran menduga bahwa film dokumenter Dirty Vote itu, memiliki tujuan untuk menurunkan martabat Pemilu 2024.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman dihadapan awak media pada Minggu, 11 Februari 2024.

Habiburokhman pun menekankan kepada masyarakat agar tidak terpancing oleh narasi yang terdapat film dokumenter Dirty Vote itu. Menurutnya, film tersebut hanya berisi berdasarkan asumsi belaka sebagian besarnya.

Baca Juga: Wah Tensi Pemilu 2024 Panas, KPU Tebar Ancaman Pidana! Tentang Masalah Apa nih?

“Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah,” kata Wakil Ketua Prabowo-Gibran.

Habiburokhman lantas mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada didalam film dokumenter Dirty Vote, yang menurutnya cenderung tendensi dan menginginkan adanya degradasi pemilih lewat narasi yang tidak mendasar.

Diketahui, dalam film Dirty Vote terdapat narasi-narasi yang disampaikan oleh tiga Pakar Hukum Tata Negara yakni Zainal Arifin Mochtar dari Universitas Gadjah Mada, Feri Amsari dari Universitas Andalas dan Bivitri Susanti dari Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.

Menurutnya, narasi yang disampaikan oleh tiga Pakar Hukum Tata Negara di film Dirty Vote itu tidak sejalan dengan pendapat yang ada di mayoritas masyarakat.

Baca Juga: Inallilahi, Seorang Pria Meninggal Dunia Tersambar Petir di Stadion Siliwangi Bandung saat Main Bola

Habiburokhman menegaskan, film Dirty Vote hanya bertujua untuk menyudutkan pihak tertentu, yang berlawanan dengan sikap mayoritas rakyat. Maka dari itu, dirinya lantas meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi apalagi sampai terhasut oleh narasi di film itu.

Film Dirty Vote bentuk Edukasi

Sementara itu, sang sutradara film Dirty Vote, Dandhy Dwi Laksono menjelaskan, kehadiran film itu semata-mata hanya untuk memberikan edukasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024 yang bakal berlangsung tanggal 14 Februari 2024 besok.

Pria yang akrab disapa Dandhy itu menyebut, proses pembuatan film dokumenter itu adalah hasil kerjasama dengan 20 lembaga seperti, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Indonesia Corruption Watch, Peludem dan lain-lain.***

 

Editor: Ade Ardiansyah

Tags

Terkini

Terpopuler