UMi Senjata Jagoan Fajar Bangunjaya Perangi Rentenir Hingga Stimulan Naik Kelas UMKM

21 Juni 2024, 21:35 WIB
BRILink Fajar sukses mencapai level Jagoan sebagai mitra BRI dalam menyalurkan produk KECE (Kredit Cepat) UMi (Ultra Micro), di Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Jangan sekali-kali remehkan orang kampung yang hidup di pelosok. Karena warga dusun pun ada yang mampu berperan dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, dengan memerangi rentenir hingga membantu naik kelas usaha warga sekitarnya. Seperti Fajar sang “jagoan” dari Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Menyusuri wilayah selatan Kabupaten Kuningan begitu agraris kaya akan hasil bumi dan juga produktif di sektor peternakan. Medan jalan meliuk-liuk berkelok hingga tikungan curam terjal yang naik-turun, kanan-kiri tebing dan jurang. Tapi, sungguh indah kala melihat hamparan areal sawah subur, pun bukit-bukit yang hijau permai dipenuhi tumbuhan sebagai ladang penghidupan warga di sana.

Puluhan kilo meter letaknya dari pusat kota Kabupaten Kuningan, kendati kini jalannya sudah mulus dihotmix bikin kendaraan sepeda motor jenis matic maupun mobil jenis sedan pun bisa nyaman mengaspal sampai ke perbatasan Kabupaten Ciamis, maupun Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Jauhnya jarak dengan pusat kota, serta secara geografis masih perbukitan, sehingga membuat warga terkendala akses. Tercatat, program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dilaksanakan Kodim 0615 Kuningan pun sering digulirkan di wilayah ini, seperti membangun jalan penghubung antar desa guna menghidupkan sektor perekonomian masyarakat dan sebagainya.

Kiranya terserah warga di sana mau dibilang udik atau awam. Diakui mereka kerap ketakutan ketika didatangi orang asing, bahkan lantaran budaya sehari-harinya bercocok tanam di sawah hingga di ladang hutan belantara, ketika butuh modal usaha sampai-sampainya merasa takut memasuki ruang kantor bank.

Tapi kini, sekembalinya Fajar dari perantauan lalu dia membuka usaha toko kelontongan dan menjadi mitra dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai agen BRILink, dia mampu menjadi motor penggerak roda perekonomian warga sekitarnya.

Dede Mukhlis Fajar (26 tahun) nama lengkap pemuda Dusun Cikembang RT.12 / RW.3, Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan. “Dulu sebelum punya toko, saya merantau kerja ke Tangerang. Capek jadi buruh penuh tekanan, apalagi hidup jauh dari rumah, akhirnya berhenti kerja. Lalu sama orangtua ditanya inginnya apa. Saya jawab mau usaha saja,” ungkap dia ketika ditemui Pikiran Rakyat Kuningan, Jumat 21 Juni 2024.

Baca Juga: OJK Nilai Pertumbuhan Positif Kinerja BPR di Ciayumajakuning Selama Triwulan I Tahun 2024

Dituturkannya pulang dari perantauan mempunyai tabungan, namun untuk membuka usaha Fajar mengaku ditambahi modalnya oleh orangtua. “Awalnya warung kecil saya. Kemudian pada tahun 2020 dibantu orang tua mendirikan toko dengan bangunan permanen dan lumayan luas ini,” katanya.

“Untuk nambahin pajangan barang dagangan di etalase toko saya butuh tambahan modal. Alhamdulillah dapat mengajukan KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari BRI,” imbuhnya.

Toko Fajar terbilang lengkap menyediakan barang dagangan untuk ukuran di sebuah perkampungan. Tak sekadar sembako semata, barang perabot elektronik kebutuhan rumah tangga seperti rice cooker, kipas angin dan sebagainya tersedia di sana. Pun, menyediakan hasil bumi tembakau hingga alat pembuat rokok, guna memenuhi kebutuhan warga kalangan tua di sana yang suka “ngadu bako”—yakni adat tradisi guyub warga kampung sambil berdiskusi/bermusyawarah sambil ngopi dan menghisap padudan tembakau.

Menjadikan Toko Fajar kian ramai. Pasalnya, bagi warga Desa Bangunjaya ketimbang harus belanja kebutuhan ke Kuningan kota dengan jarak tempuh kurang-lebih 45 kilo meter, selain berat diongkos dan menghemat waktu, juga membuat badan pegal-pegal lantaran medan jalan yang terjal.

“Dulu juga sebelum Fajar punya toko, kami sekeluarga kalau belanja harus jauh ke Kuningan kota bikin pegel. Ya, walaupun sesekali sih ke Kuningan kalau lagi pingin piknik, jalan-jalan,” ungkap Rohayatin (59 tahun/ibunya Fajar) dan Nuryaman (59/bapaknya) yang kebetulan hadir di agen BRILink Desa Bangunjaya.

Perkembangan usaha Fajar itu terpantau oleh Relationship Manager (RM) Bank Rakyat Indonesia (BRI) kantor unit Subang. Lantas didatanginya untuk menjalin kerjasama kemitraan sebagai agen BRILink atau merchant mocash yang melayani transaksi perbankan seperti transfer, tarik tunai, setoran, pembayaran berbagai tagihan dan cicilan kredit, hingga dilengkapi sistem transaksi digital QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).

Baca Juga: Genggaman Gawai Pintar Telaga Biru Viral, Transformasi Kaduela Berdaya Sejahtera

“Saya menjadi agen BRILink itu tahun awal tahun 2021. Awalnya hanya melayani transaksi transfer karena di sini banyak warga perantau yang kirim uang kepada keluarganya atau ke anaknya yang kuliah di luar kota. Mungkin daripada jauh ke bank. Kendati ada bank BRI di kecamatan, tapi warga sini biasanya segan masuk kantor bank apalagi harus antri lama,” ungkap Fajar.

“Waktu itu belum dilengkali mesin EDC (electronic data capture) jadi sama melayani penjualan pulsa dan pembayaran listrik saja,” sambungnya.

BRILink Fajar dilengkapi mesin EDC dan QRIS menjadi merchant mocash yang melayani transaksi perbankan seperti transfer, tarik tunai, setoran, top up saldo, pembayaran berbagai tagihan dan cicilan kredit, hingga transaksi digital lainnya.* Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

Merasakan pertumbuhan signifikan usaha kelontongannya itu, dengan semakin banyak masyarakat yang melakukan transaksi di tokonya. Ditambah melihat ceruk pasar perbankan lainnya, ia lantas mengajukan permohonan mesin EDC ke kantor BRI unit Kecamatan Subang.

“Lama memang menunggu, saya baru dikasih mesin EDC pada tahun 2022. Tapi sekarang mah Alhamdulillah, setelah difasilitasi mesin EDC juga QRIS, sekarang bisa pula melayani tarik tunai, transfer antar bank, penagihan kredit, pembayaran listrik, top up Shopee/DANA/OVO, walaupun kebanyakan pada setoran cicilan pinjaman,” beber Fajar.

UMi Perangi Rentenir

Mantri Bank datang lagi, kembali menjumpai Fajar di tokonya dua tahun lalu. Diceritakannya dia ditawari oleh Relationship Manager BRI unit Kecamatan Subang untuk menyalurkan program baru yakni produk KECE (Kredit Cepat) UMi (Ultra Micro)—kredit yang menyawar pelaku usaha mikro dengan besaran pinjaman pembiayaan modal senilai Rp500 ribu hingga Rp10 juta.

“Awalnya saya takut karena menyangkut pinjaman uang, khawatir susah dalam pembayarannya. Susah nagih ke warga yang minjem gitu,” tutur Fajar.

Baca Juga: Museum Angklung Merawat Abah Kucit, Harmoni Nada Identitas Budaya Bangsa

Kemudian lanjut dia, diajak Mantri Bank menyambangi warga untuk melakukan sosialisasi tentang produk UMi tersebut. Fajar menuruti dengan mempertemukannya terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang suka nimbrung di kampung.

“Warga pun awalnya tampak ketakutan didatengin orang pejabat bank. Ya, maklum orang-orang biasa kesehariannya di kampung hanya ke sawah dan ke ladang di hutan. Kadang ada yang bilang risih, apa kudu berpakaian rapi dan bersih, padahal mereka baru pulang dari sawah bajunya kena lumpur gitu,” ungkap Fajar.

Lambat laun setelah beberapa kali mendengarkan penjelasan perihal program UMi yang bisa membantu masyarakat dalam hal permodalan. Apalagi waktu itu di lingkungan mereka kerap menjadi korban rentenir atau bank keliling yang menjerat dengan bunga kredit tinggi. Akhirnya diterima baik, karena warga Desa Bangunjaya percaya dengan brand BRI sebagai bank BUMN nomor wahid di Indonesia.

“Mantri Bank waktu itu masih Pak Kusnadi, bilang ada program baru yaitu KECE (kredit cepat) UMi. Sebelumnya masih dipikir-pikir resikonya, tapi beliau mengajak saya menemui warga, ya saya siap karena pihak BRI akan membantu mendampingi sosialisasi ke masyarakat di tiap RT/RW tentang UMi didampingi Pak Kusnadi,” sebut Fajar.

Debitur pertama ke BRILink Fajar atas nama Nia Kurniati warga Dusun Bojong, Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, didapatnya memang oleh sang Mantri Bank tersebut, namun dihubungkan kepada Fajar sebagai bukti pendampingan baik terhadap mitra.

“Respon masyarakat awalnya biasa. Pertama dapat nasabah pada bulan Juli 2024 dari Pak Kusnadi, orang Dusun Bojong, Ibu Nia Kurniati, usahanya pertanian, mengajukan kredit Rp5 juta, ia tertarik UMi karena ‘yarnen’ atau bayar pas masa panen, yaitu 6 bulan temponya,” ujar dia.

Dengan sistem pelunasan kredit diberi tempo enam bulan itulah yang membuat masyarakat tani sangat tertarik ketimbang harus menyicil tiap bulan. Hal ini pula menjauhkan petani dari sasaran ijon atau tengkulak yang biasa membiayai modal tanam mereka, namun merampas hasil panen akibat suku bunga pinjaman yang tinggi.

“Alhamdulillah, perkembangan UMi setelah gencar menyosialisasikan ke masyarakat nasabah tambah banyak. Setelah dapat nasabah pertama dan lancar itu saya mulai berani menawarkan produk UMi kepada warga sekitar. Sayang baru tiga bulan Pak Kus dipindah tugas. Tapi mantri bank baru penggantinya, Pak Tezar juga sama baiknya, sampai sekarang suka mendampingi saya kalau ada kendala pada penagihan,” katanya.

Baca Juga: Juragan Empang Buka Kacamata Internet, Pokdakan Kurnia Cijambar Juara dan Panen Melimpah

Pantauan di sana, streotip awam yang masih mengutat budaya masyarakat Desa Bangunjaya, sehingga sungkan datang ke kantor bank di kecamatan, pun ketakutan bisa didatangi orang dengan berpakaian rapi ala pejabat eksekutif, menjadikannya sebagai sasaran para “rentenir”.

Karena kurangnya literasi tentang keuangan, sehingga warga di sana mudah terbujuk jeratan rentenir yang menawarkan pinjaman dengan persyaratan mudah hingga nyaris tanpa jaminan, walau suku bunga sangat tinggi.

Tentang itu dibenarkan Rohayatin bahwa dirinya pun sebelum anaknya mengenalkan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), ia pernah berhadapan dengan “bank emok”.

“Saya dulu pernah minjem ke bank emok. Idih cicilannya gede banget kalau diitung-itung sampai lunas tuh. Mana tiap minggu ditagih melulu. Nah kalau kita punya duitnya pas panen sawah gimana. Mikir buat makan sehari-hari aja puyeng. Ditambah aneh lagi, misal kita disuruh kumpul sama petugas bank emok, kalau tidak hadir dipinta denda lima ribu Rupiah. Kan aneh, kalau kitanya lagi ada keperluan ke sawah atau acara keluarga, padahal yang penting mah bayar biar nitip ke tetangga juga enggak apa-apa iya kan!” gerutu ibunya Fajar menceritakan pengalaman pribadinya terjerat bank emok.

Dan, anaknya pun ternyata punya pengalaman kurang mengenakan menghadapi rentenir bank keliling. Dikatakan Fajar, kerap kedatangan orang asing berpura-pura sebagai pembeli ke tokonya, sambil ngorek-ngorek informasi terkait program UMi.

“Wajahnya sinis menatap saya, dan dari nada bicaranya seperti tidak suka kini warga Bangunjaya lebih memilih pinjam uang UMi ke sini,” tandas Fajar.

Warga Desa Bangunjaya mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak. Hasil buminya, antara lain, kapol, jahe, padi, dan kopi. Sementara untuk hasil ternak, lebih ke penggemukan hewan kambing dan sapi.

“Hasil perjuangan sosialisasi saya tentang UMi, saya masih punya catatan siapa nasabah pertama saya. Yaitu, Pak Maman Suryaman petani kapol dan punya sawah juga, pinjam untuk modal tanam. Kemudian ada Pak Sulaeman peternak sapi,” sebutnya.

“Kalau yang membanggakan itu Pak Ridwan. Awalnya cuma jualan jajanan anak-anak di halaman rumahnya, setelah mendapat tambahan modal dari UMi usahanya berkembang sekarang ia jual-beli kayu hingga bisa mempekerjakan orang sebagai ladennya,” tambah Fajar.

Lokasi BRILink Fajar di Dusun Cikembang RT.12 / RW.3, Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.* Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

Fajar selama dua tahun melakoni sebagai mitra BRI (Agen BRILink) menyalurkan UMi, dirinya kini telah mencapai level “Jagoan”, berkat capaian targetnya yang achievement lebih dari 60 debitur per tiga bulannya. Hingga ia mendapat reward sepadan berupa uang jutaan Rupiah, bahkan ia mendapat penghargaan dari BRI Kantor Cabang Kuningan.

“Pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun kemarin, saya mendapat penghargaan atas capaian saya menyalurkan UMi dari BRI Kanca Kuningan. Saya sangat bersyukur, dan sebagai rasa terima kasih terhadap masyarakat yang membantu saya bisa sukses, kadeudeuh dari BRI atau uang pembinaannya saya gunakan buat biaya bikin perlombaan acara ‘Agustusan’ di kampung. Wah meriah aslinya, warga sini antusias sekali,” ucapnya.

UMKM Naik Kelas

Salah satu debitur UMi di BRILink Fajar atas nama Ridwan (44 tahun), patut diacungi jempol kegigihan dirinya dalam membangun usaha hingga berkembang maju.

Baca Juga: Terbang Asyik dari Bandara Kertajati, Bank Indonesia Dukung Kolaborasi Bisnis Pariwisata Asia Tenggara

Semula dengan istrinya, Nurlia (41 tahun), sekadar membuka warung kecil jualan jajanan anak-anak seperti ciki-cikian, minuman es seduh, dan gorengan. Berkat stimulan modal UMi, usahanya berkembang dan menghasilkan laba meningkat.

Ridwan pun berani untuk “amprah” ke BRI sebagai debitur KUR (Kredit Usaha Rakyat). Ia meminjam uang sebesar Rp20 juta bakal modal usaha jual-beli kayu. Dan, hingga kini berjalan lancar.

“Usaha warung jajanan masih jualan juga oleh istri saya di rumah. Sayanya jual-beli kayu,” ungkapnya.

Fajar, Ridwan, dan Nurlia (dari kiri ke kanan).* Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

Potensi sumber daya hutan di wilayah selatan Kabupaten Kuningan memang ditumbuhi beragam tanaman. Ridwan jeli membaca peluang, dia bisa memasok kebutuhan pelaku usaha mebeler (furniture) hingga ke luar daerah.

“Jadi usaha saya sekarang menerima pesanan kayu misal dari mebel di Ciamis, sering juga mendapat pesanan dari Cilacap, Jawa Tengah, nah lalu saya carikan ke petani-petani yang tanahnya di hutan ditanami kayu-kayuan, hingga mengangkutnya sampai ke pemesan,” tukasnya.

Harapan Ridwan setelah Kredit Usaha Rakyat (KUR) lunas, dirinya mengatakan jika dipercaya BRI, ingin amprah lagi mengajukan pinjaman untuk modal mendirikan usaha panglong kayu, supaya bisa membuka lapangan kerja bagi warga di Desa Bangunjaya khususnya dalam pembuatan kusen, pintu, dan kebutuhan bahan bangunan lainnya.***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Liputan Khusus

Tags

Terkini

Terpopuler