Menurut Yeka, gangguan dalam produksi beras dalam negeri menjadi dugaan kedua mengapa harga beras hingga saat ini belum turun.
Dia juga menyatakan, "Produksi yang bermasalah atau memang ada penyelewengan di dalam penyaluran beras SPHP."
Yeka juga menunjukkan bahwa kemasan karung beras Bulog SPHP mirip dengan beras komersial, meskipun kualitas keduanya tidak jauh berbeda.
Selama inspeksi Jumat di Pasar Induk Beras Cipinang di Jakarta, dia menemukan hal itu. "Tadi kelihatan karung beras SPHP dan beras komersial tidak jauh berbeda, jadi ini saran buat Bulog ya agar kemasannya dibedakan," kata Yeka.
Adapun berdasar Catatan Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa beras SPHP tahun 2024 didistribusikan secara merata di seluruh Indonesia dalam bentuk curah dan dalam kemasan 5 kg dengan harga yang beragam.
Di Zona 1, harga per kilogram di Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi adalah Rp10.900.
Zona 2 mencakup Sumatera, kecuali Lampung, Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan dengan harga Rp11.500 per kilogram.