“Hasil perjuangan sosialisasi saya tentang UMi, saya masih punya catatan siapa nasabah pertama saya. Yaitu, Pak Maman Suryaman petani kapol dan punya sawah juga, pinjam untuk modal tanam. Kemudian ada Pak Sulaeman peternak sapi,” sebutnya.
“Kalau yang membanggakan itu Pak Ridwan. Awalnya cuma jualan jajanan anak-anak di halaman rumahnya, setelah mendapat tambahan modal dari UMi usahanya berkembang sekarang ia jual-beli kayu hingga bisa mempekerjakan orang sebagai ladennya,” tambah Fajar.
Fajar selama dua tahun melakoni sebagai mitra BRI (Agen BRILink) menyalurkan UMi, dirinya kini telah mencapai level “Jagoan”, berkat capaian targetnya yang achievement lebih dari 60 debitur per tiga bulannya. Hingga ia mendapat reward sepadan berupa uang jutaan Rupiah, bahkan ia mendapat penghargaan dari BRI Kantor Cabang Kuningan.
“Pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia tahun kemarin, saya mendapat penghargaan atas capaian saya menyalurkan UMi dari BRI Kanca Kuningan. Saya sangat bersyukur, dan sebagai rasa terima kasih terhadap masyarakat yang membantu saya bisa sukses, kadeudeuh dari BRI atau uang pembinaannya saya gunakan buat biaya bikin perlombaan acara ‘Agustusan’ di kampung. Wah meriah aslinya, warga sini antusias sekali,” ucapnya.
UMKM Naik Kelas
Salah satu debitur UMi di BRILink Fajar atas nama Ridwan (44 tahun), patut diacungi jempol kegigihan dirinya dalam membangun usaha hingga berkembang maju.
Semula dengan istrinya, Nurlia (41 tahun), sekadar membuka warung kecil jualan jajanan anak-anak seperti ciki-cikian, minuman es seduh, dan gorengan. Berkat stimulan modal UMi, usahanya berkembang dan menghasilkan laba meningkat.
Ridwan pun berani untuk “amprah” ke BRI sebagai debitur KUR (Kredit Usaha Rakyat). Ia meminjam uang sebesar Rp20 juta bakal modal usaha jual-beli kayu. Dan, hingga kini berjalan lancar.
“Usaha warung jajanan masih jualan juga oleh istri saya di rumah. Sayanya jual-beli kayu,” ungkapnya.