UMi Senjata Jagoan Fajar Bangunjaya Perangi Rentenir Hingga Stimulan Naik Kelas UMKM

- 21 Juni 2024, 21:35 WIB
BRILink Fajar sukses mencapai level Jagoan sebagai mitra BRI dalam menyalurkan produk KECE (Kredit Cepat) UMi (Ultra Micro), di Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.*
BRILink Fajar sukses mencapai level Jagoan sebagai mitra BRI dalam menyalurkan produk KECE (Kredit Cepat) UMi (Ultra Micro), di Desa Bangunjaya, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

Dengan sistem pelunasan kredit diberi tempo enam bulan itulah yang membuat masyarakat tani sangat tertarik ketimbang harus menyicil tiap bulan. Hal ini pula menjauhkan petani dari sasaran ijon atau tengkulak yang biasa membiayai modal tanam mereka, namun merampas hasil panen akibat suku bunga pinjaman yang tinggi.

“Alhamdulillah, perkembangan UMi setelah gencar menyosialisasikan ke masyarakat nasabah tambah banyak. Setelah dapat nasabah pertama dan lancar itu saya mulai berani menawarkan produk UMi kepada warga sekitar. Sayang baru tiga bulan Pak Kus dipindah tugas. Tapi mantri bank baru penggantinya, Pak Tezar juga sama baiknya, sampai sekarang suka mendampingi saya kalau ada kendala pada penagihan,” katanya.

Baca Juga: Juragan Empang Buka Kacamata Internet, Pokdakan Kurnia Cijambar Juara dan Panen Melimpah

Pantauan di sana, streotip awam yang masih mengutat budaya masyarakat Desa Bangunjaya, sehingga sungkan datang ke kantor bank di kecamatan, pun ketakutan bisa didatangi orang dengan berpakaian rapi ala pejabat eksekutif, menjadikannya sebagai sasaran para “rentenir”.

Karena kurangnya literasi tentang keuangan, sehingga warga di sana mudah terbujuk jeratan rentenir yang menawarkan pinjaman dengan persyaratan mudah hingga nyaris tanpa jaminan, walau suku bunga sangat tinggi.

Tentang itu dibenarkan Rohayatin bahwa dirinya pun sebelum anaknya mengenalkan dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), ia pernah berhadapan dengan “bank emok”.

“Saya dulu pernah minjem ke bank emok. Idih cicilannya gede banget kalau diitung-itung sampai lunas tuh. Mana tiap minggu ditagih melulu. Nah kalau kita punya duitnya pas panen sawah gimana. Mikir buat makan sehari-hari aja puyeng. Ditambah aneh lagi, misal kita disuruh kumpul sama petugas bank emok, kalau tidak hadir dipinta denda lima ribu Rupiah. Kan aneh, kalau kitanya lagi ada keperluan ke sawah atau acara keluarga, padahal yang penting mah bayar biar nitip ke tetangga juga enggak apa-apa iya kan!” gerutu ibunya Fajar menceritakan pengalaman pribadinya terjerat bank emok.

Dan, anaknya pun ternyata punya pengalaman kurang mengenakan menghadapi rentenir bank keliling. Dikatakan Fajar, kerap kedatangan orang asing berpura-pura sebagai pembeli ke tokonya, sambil ngorek-ngorek informasi terkait program UMi.

“Wajahnya sinis menatap saya, dan dari nada bicaranya seperti tidak suka kini warga Bangunjaya lebih memilih pinjam uang UMi ke sini,” tandas Fajar.

Warga Desa Bangunjaya mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak. Hasil buminya, antara lain, kapol, jahe, padi, dan kopi. Sementara untuk hasil ternak, lebih ke penggemukan hewan kambing dan sapi.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Liputan Khusus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah