“Saya sih berharap ada proyek besar itu membuka lapangan pekerjaan pula bagi warga Kuningan. Ini mah orang luar kota banyaknya. Buat tukang penggali lobang pada titik pemasangan lampu juga dari luar. Kemarin saya tanya ada yang dari Sumedang, Bandung. Sekarang dari Arjawinangun Cirebon,” ungkapnya.
“Yang bikin kasihan para kuli penggali lobang itu banyak yang ngeluh upahnya kecil cuma Rp35 ribu per lubang. Bagi mereka yang jauh dari rumah harus beli makan, lalu bagaimana buat ngirimi keluarganya di rumah. Bahkan suka ada yang curhat kalau malam-malam ngopi di sebuah warung di Panawuan karena saya suka main kenal dengan yang punya warung, katanya para tukang penggali lobang kadang telat mendapatkan upah yang seharusnya setiap hari Sabtu. Untung yang punya warung dekat gudangnya baik mau ngutangin makan, dan rela menjual nasi dengan harga murah,” bebernya.
Baca Juga: Tiga Bulan Terjadi 36 Karhutla di Kuningan, BPBD Kesulitan Edukasi Masyarakat
Lalu Supri warga Desa Sangkanurip menyebut di tempat tinggalnya ia mendapat info dari perangkat desa setempat, bahwa lampu PJU dari proyek Kuningan Caang bakal dipasang di alun-alun dekat balai desa sebanyak 4 lampu, dan di pinggir jalan depan balai desa 6 lampu.
“Tukang yang gali lobang di sini bagus pakai mesin jadi ketika ada titik yang di dalam tanah terdapat batu cadas pun bisa cepat,” katanya.
“Tapi kalau di balai desa kami sudah terang benderang tiap malam ngapain lagi dipasang atau diganti lampunya sih?!? Rasanya kurang efektif, tak begitu bermanfaat,” celetuknya.
Supri mengungkapkan sempat bertanya waktu ada penggalian lobang untuk pemasangan lampu PJU di desanya, apakah program Kuningan Caang akan beri tambahan lampu untuk Desa Sangkanurip.
“Waktu saya minta dipasang lampu di area yang gelap. Katanya nanti ada tambahan lampu jenis mercury yang akan dipasang dekat jembatan Hotel Cipanas sampai batas desa Sangkan Mulya,” tuturnya.