PR KUNINGAN — Hj. Tina Wiryawati, SH., MM., sebagai Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, di momen Hari Kartini 2024 memperingatinya bersama kelompok perempuan di salah satu daerah pemilihannya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Tina Wiryawati datang ke Kabupaten Kuningan, disamping memperingati Hari Kartini 2024, juga dalam rangka penyebarluasan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2017, tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran DPRD Provinsi Jawa Barat 2023-2024.
Ia menyosialisasikan Perda No. 15 Tahun 2017 tersebut, kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, menggelar giat pelatihan pembuatan bucket, sebagaimana Tina Wiryawati adalah pendiri “BesTina Nyakola UMKM” di Dapil 13 Jabar (Kota Banjar, Kabupaten Kuningan, Ciamis dan Pangandaran).
Pelatihan pembuatan bucket dilaksanakan di Pondok Jinoli, Desa Puncak, Minggu 21 April 2024, diikuti puluhan anggota Kelompok Wanita Tani desa setempat.
Tina mengutarakan, dengan pelatihan pembuatan bucket diharapkan perempuan Kabupaten Kuningan mampu mandiri dan berdaya secara ekonomi. “Tentunya dengan spirit perjuangan RA Kartini, semoga ilmu yang didapat dari pelatihan ini dapat diterapkan menjadi bekal peluang usaha,” katanya.
Dituturkannya, sebelum pelatihan pembuatan bucket, KWT Desa Puncak, Kabupaten Kuningan pun telah dilatih membuat pupuk organik, guna menghilangkan ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Baca Juga: Kang Dedi Mulyadi ‘Declare’ di Hadapan Puluhan Ribuan Warga Jawa Barat: KDM Gubernur Urang Lembur
Menurut Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra ini, peringatan Hari Kartini 2024 menjadi momentum bagi para perempuan untuk meningkatkan keterampilan diri agar mampu bersaing, hingga bisa menciptakan mata pencaharian secara mandiri.
Tina Wiryawati berpesan kepada seluruh perempuan Kabupaten Kuningan agar tidak cepat berpuas diri dengan kemampuan yang dimiliki saat ini. “Perempuan itu harus terus mengasah kemampuan dan potensi diri yang dimilikinya agar siap menghadapi segala tantangan zaman.”
“Bahwa perjuangan Kartini belum selesai. Masih ada banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kesenjangan gender, akses terhadap pendidikan, dan kesempatan kerja yang setara,” katanya.***