Mayor Tan Tjien Kie Pengusaha Tionghoa Asal Cirebon Pemilik Pabrik Gula dan Lahan Tebu, Bagaimana Kisahnya

- 26 Februari 2022, 14:24 WIB
Budayawan Tionghoa, Jeremy Huang (tengah) dan Azmi Abu Bakar (kanan) Pemilik Museum Pustaka Peranakan Tionghoa ketika mengunjungi rumah peninggalan Mayor Tan Tjien Kie di Pesisir Sisingamangaraja Cirebon.
Budayawan Tionghoa, Jeremy Huang (tengah) dan Azmi Abu Bakar (kanan) Pemilik Museum Pustaka Peranakan Tionghoa ketika mengunjungi rumah peninggalan Mayor Tan Tjien Kie di Pesisir Sisingamangaraja Cirebon. /Arif Rohidin/


KUNINGANTALK- Wilayah Cirebon dahulu dikenal sebagai penghasil gula terbaik dengan penyebaran lahan tebu di beberapa wilayah.
Sejak jaman penjajahan Belanda banyak pabrik yang berdiri kokoh dan bangunannya ada hingga sekarang.
Diantara pengusaha pabrik yang terkenal bernama Mayor Tan Tjien Kie dengan lahan pabrik ribuan hektar dan memiliki pabrik gula sendiri.
Di kalangan masyarakat Tionghoa nama Mayor Tan Tjien Kie pengusaha Gula sangat dikenal lahir 25 Januari 1853 dan meninggal dunia di Cirebon 13 Februari 1919.
“Dia mewarisi perusahaan gula warisan dari kakeknya, berkembang maju ketika Mayor Tan Tjien Kie yang menjalankan dan mengendalikan perusahaan gula tersebut,” kata Budayawan Tionghoa Cirebon, Jerem Huang Wijaya, Sabtu 26 Februari 2022.

Baca Juga: Akibat Diguncang Gempa Kemarin, Begini Kondisi Warga Kabupaten Pasaman Saat Ini
Jeremy menambahkan kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda diangkat menjadi seorang birokrat Tionghoa yang terkaya dan filantropis di Cirebon.
Kariernya melejit naik sejak diangkat menjabat Letnan Tituler pada 1884, lalu dia bergelar kapitein pada empat tahun berikutnya.
“Bisnis gula Mayor Tan Tjien Kie menguasai pasar gula hingga Asia dan Eropa. Gula Produk Mayor Tan Tjien Kie diekspor hingga Eropa dan Asia pada tahun 1875-1918,” kata Jeremy.
Pemerintah Manchu menganugerahi gelar maharaja kelas II pada 1893, lanjut Jeremy sedangkan Pemerintah Hindia Belanda memberinya penghargaan Bintang Emas untuk Pengabdian, Gouden Ster van Verdienste. Lalu, pangkat mayor titulernya disematkan pada 1913.

Baca Juga: Ternyata Perang Rusia-Ukraina sudah Diramalkan ‘The Simpsons’ pada Tahun 1998, Kok Bisa?    
Tan Tjin Kie memiliki puluhan rumah mewah dan ribuan hektare tanah serta pabrik gula. Salah satu rumahnya yang paling mewah berada di Desa Luwunggajah, kini masuk Kecamatan Ciledug, yang diberi nama Binarong.
Nama Mayor Tan Tjin Kie memiliki pengaruh luar biasa dalam dunia politik dan militer di Kota Cirebon saat itu.
“Sang mayor memiliki beberapa pesanggrahan bergaya Hindia abad ke-19 di seantero Cirebon seperti Roemah Pesisir, Roemah Tambak, dan Roemah Kalitandjoeng,” ujar Jeremy.
Gedong Binarong dengan pilar-pilar anggun merupakan istana termegahnya yang bertempat di Ciledug, Kabupaten Cirebon bagian timur. Dia juga memiliki Suikerfabriek Luwunggadjah, pabrik gula yang sekaligus menjadi pabrik uangnya.

Baca Juga: Serangan Jantung, Pelantun Lagu Dangdut ‘Sapu Tangan Merah’ Tutup Usia
Semasa hidupnya Mayor Tan Tjien Kie memberikan sumbangan 10.000 (sepuluh ribu ) Gulden untuk pembangunan rumah sakit Orange sekarang Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.
Mayor Tan Tjien Kie juga membangun Masjid Nona atau kini dikenal sebagai Masjid Baiturrahman Sukadana di Kecamatan Pabuaran, Kab Cirebon.

Budayawan Tionghoa, Jeremy (kiri) di salah satu sudut rumah peninggalan Mayor Tan Tjien Kie di Pesisir Sisingamangaraja Cirebon.
Budayawan Tionghoa, Jeremy (kiri) di salah satu sudut rumah peninggalan Mayor Tan Tjien Kie di Pesisir Sisingamangaraja Cirebon.

Perang Dunia I
Pada Tahun 1915 terjadi Perang Dunia I harga gula jatuh di pasaran dunia sehingga membuat kelimpungan bisnis Mayor Tan Tjien Kie.
Akibat dari Perang Dunia I Pemerintah Kolonial Hindia Belanda saat itu menaikkan pajak, hal ini membuat perusahaan gula Mayor Tan Tjien Kie jatuh bangkrut tidak bisa membayar pajak yang di tetapkan Pemerintah Hindia Belanda.
Akhirnya hampir semua aset kekayaan Mayor Tan Tjien Kie disita akibat tidak bisa membayar pajak kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Kuningan Hari Ini Sabtu 26 Februari 2022: Siang Hujan Sedang, Sore Hujan Petir
Karena pajak yang tinggi dan merosot turunnya harga gula di pasaran dunia saat itu. Dan Anak Anaknya Mayor Tan Tjien Kie tidak memiliki kemampuan bisnis seperti Mayor Tan Tjien Kie
“Akhir 1918 harga gula mulai membaik dan naik sedikit tetapi sayang Mayor Tan Tjien Kie Mulai sakit. Pasca mengadakan pesta nikah cucunya, anak dari Tan Gin Han membuat kesehatan pengusaha gula ini semakin memburuk sehingga tanggal 13 Februari 1919 Mayor Tan Tjien Kie meninggal dunia,” kata Jeremy.
Dia dimakamkan di Dukuh Semar Cirebon, konon katanya peti matinya masih ada tetapi bekas makamnya kini jadi halaman rumah orang. ***

Editor: Arif Rohidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah