IPB University dan Universitas Sulawesi Barat adakan ToT Data Desa Presisi

- 13 Juli 2022, 14:58 WIB
Pembukaan acara Training of Trainer (ToT) Tim Spasial Universitas Sulawesi Barat.
Pembukaan acara Training of Trainer (ToT) Tim Spasial Universitas Sulawesi Barat. /UDDP LPPM IPB University Bogor



KUNINGANTALK - IPB University Bogor menjadi kampus terdepan dalam pembangunan pedesaan, karena adanya Data Desa Presisi (DDP).

Data Desa Presisi (DDP) adalah data dengan tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran ril dan kondisi aktual desa.

Data Desa Presisi (DDP) menyajikan data desa yang sesungguhnya, yang diambil, divalidasi, dan diverifikasi oleh warga desa.

Selain itu mendapat bantuan pihak perguruan tinggi, seperti Training of Trainer (ToT) atau melalui Sekolah Pemerintahan Desa (SPD).

Semua biaya untuk mengelola DDP relatif murah, sehingga tidak membebani anggaran pemerintahan desa.

IPB University Bogor menggandeng Universitas Sulawesi Barat untuk adakan ToT Data Desa Presisi, Selasa-Jumat, 12 Juli-15 Juli 2022.

Baca Juga: Henhen Masih Merasa Kurang Puas Jalani Debutnya Bersama Persib

Selain itu juga bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Sulawesi Barat

ToT dilaksanakan di Grand Hotel Maleo, Mamuju, ibukota Sulawesi Barat. Seluruh peserta sebanyak 28 orang berasal dari Universitas Sulawesi Barat.

Hasil dari ToT tersebut akan menjadi Tim Supervisor Pelaksana Kegiatan DDP Provinsi Sulawesi Barat tahun 2022 dari aspek spasial.

Kegiatan ToT tersebut dibuka oleh Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si , Perwakilan Tim IPB University dan dihadiri Muhammad Jaun, S.IP, MM, Kepala Dinas PMD Sulawesi Barat.

Wahyu mengutarakan pentingnya ketersediaan dan keberadaan data akurat untuk membangun desa.

Baca Juga: Jeje Slebew Dijadikan Duta, Nitizen : Duta Shampoo Lain Ngak Ada

“Langkah awal yang akan kita kerjakan bersama, dengan bagaimana kita menyediakan, kita memiliki, kita memberdayakan, kita memahami data di desa kita sendiri dengan istilah Data Desa Presisi,”

Terhadap upaya pengambilan data tersebut, Wahyu menegaskan lebih baik bila kita meningkatkan kapasitas warga desa dalam hal pendataan.

DDP memang sepenuhnya menggunakan tenaga warga desa sebagai pendata sosial, sedangkan dari Universitas Sulawesi Barat menyiapkan tenaga supervisor.

Muhammad Jaun melihat pentingnya data terutama untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Ternyata dengan menggunakan data, sampai saat ini kita capai tersisa 30 persen desa tertinggal dan desa sangat tertinggal.”

Baca Juga: Anggota DPRD Kuningan, UK dan Mantan Dirops PD Pasar Pernah Divonis Perbuatan Melawan Hukum, Mengapa Demikian

Muhammad Jaun juga mengharapkan potensi unggulan desa, semakin terolah karena adanya DDP.

“Dengan DDP sangat dimungkinkan untuk memetakan potensi desa, sehingga perencanaan akan pembangunan desa akan tepat sasaran,” ujar Muhammad Jaun optimis.

Tim spasial ini akan melakukan operasional pendataan spasial DDP pada 5 kecamatan yang terdiri dari 45 desa di Provinsi Sulawesi Barat.

Pada ToT, Selasa, 12 Juli 2022 tersebut diberikan materi Filosofi Data Desa Presisi oleh Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna, M.Si. Kemudian La Elson, M.Si mengurai materi Pendekatan Spasial dalam Data Desa Presisi.

Materi-materi yang diajarkan Rabu, 13 Juli 2022 yakni: Tahapan Kerja dan Prosedur Pemetaan Spasial; Pengenalan dan Perakitan Drone; dan Konfigurasi Sistem Konektivitas Drone.

Baca Juga: Jadwal KRL Depok-Jakarta Kota Siang Sampai Malam dan Harga Tiketnya Rabu 13 Juli 2022

Hari ketiga, Kamis, 14 Juli 2022,La Elson, M.Si, Fajar Cakrawinata, S.E, dan Andi Yaodi Nurani Yamin, M.Si, masing-masing akan mengajarkan materi: Pembuatan Misi Rencana Terbang; Teknik Pengoperasian Merdesa Maps dan Avenza Maps; juga Teknik Pembuatan Peta Kerja.

Selanjutnya hingga Jumat, 15 Juli 2022, akan diberikan materi yakni: Teknik Pembuatan Peta Dasar DDP, Teknik Pembuatan Peta Tematik DDP; dan Simulasi Rencana Kerja di Lapangan.

Usai simulasi, alumni ToT akan turun langsung terjun ke 45 desa untuk pembuatan peta dasar juga peta tematik.

“Kami berharap DDP akan segera diaplikasikan di seluruh desa di Indonesia, sehingga setiap desa akan memiliki data yang akurat dan presisi. Dengan adanya DDP, maka pemerintah bisa melakukan perencanaan pembangunan dan pelaksanaanya berbasis data, bukan sekedar perkiraan, “ujar Dr. Sofyan Sjaf yang dihubungi Kuningantalk.com.

Sofyan merupakan penggagas DDP dan kini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. ***

Editor: E. Suparman


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x