Pengelola Wisata Diminta Kemenparekraf Perkuat Hal Penting ini Menyambut Momen Liburan Sekolah

- 20 Juni 2024, 13:45 WIB
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.*
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf Nia Niscaya dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Menghadapi peningkatan jumlah pengunjung yang diperkirakan datang selama momen liburan sekolah nanti, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) meminta Pengelola Wisata dan sentra ekonomi kreatif di seluruh negeri untuk meningkatkan pelaksanaan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability).

Hal itu disampaikan dalam  acara "The Weekly Brief With Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu 19 Juni 2024, oleh Adiatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif, Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya.

Dalam wawancara di "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Adiatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, memperkirakan peningkatan kunjungan di berbagai tempat wisata antara 10 dan 20 persen dibandingkan hari biasa.

Oleh karena itu, pelaku industri dan pengelola daya tarik wisata harus mempersiapkan diri untuk menerima kunjungan wisatawan dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan. Mereka harus menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara ketat dan selalu menerapkan protokol kesehatan CHSE.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Menparekraf Nomor SE/9/DI.01.01/MK/2022 tentang Penyelenggaraan Wisata yang Aman, Nyaman, dan Menyenangkan di Daya Tarik Wisata.

Baca Juga: Senyum Simpul Amanda Soemedi di Telaga Biru, Saba Kuningan Dia Terpukau Batik Khaz Kota Kuda

Hati-hati karena mungkin ada penumpukan di suatu tempat, jadi ini harus dikelola dengan baik. Menurut Nia, pariwisata adalah bisnis persepsi karena orang akan berbagi pengalaman yang buruk jika mereka memiliki pengalaman yang baik.

Selain itu, dia meminta pengelola destinasi untuk memperhatikan pengunjung saat mengadakan acara yang melibatkan banyak orang atau kerumunan di lokasi wisata, dan memastikan penggunaan wahana atau atraksi wisata sesuai dengan kapasitas daya dukung. 

Nia juga meminta pengelola daya tarik wisata untuk menyediakan jalur evakuasi dengan memasang papan titik kumpul untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan memperhatikan perubahan cuaca dan informasi terkait potensi bencana alam dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan memberi tahu wisatawan, petugas, dan masyarakat di sekitar destinasi wisata.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Kemenparakraf.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah