Network
PR KUNINGAN — Pro-kontra dalam penataan pusat kota di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tepatnya perihal kebijakan penutupan jalan Siliwangi, tidak kaku. Karena, pemerintah daerah setempat menggubris setiap kritikan sebagai masukan.
Seperti halnya, ihwal keluhan kendaraan supplier dari perusahaan distributor yang kesulitan dalam pengiriman barang lantaran jarak parkir jauh dari pusat pertokoan ataupun harus ribet buka-tutup barrier, hingga menyita waktu dan tenaga, sementara kinerja mereka dituntut ketepatan “time visit”.
Pun, dari pihak pertokoan mengeluhkan terjadinya penurunan konsumen akibat jauhnya jangkauan tempuh dari parkiran menuju pertokoan. Serta, masih ada pedagang kaki lima (PKL) yang belum terelokasi.
Dan, pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan mencerna permasalahan itu dengan membuka kembali akses jalan Siliwangi, kendati tidak diperuntukan bagi seluruh jenis kendaraan bebas melintas.
Baca Juga: Penutupan Jalan Siliwangi di Kuningan Kota Disebut Kebijakan Coba-coba; Diduga Tanpa Kajian
Diterangkan Deden Kurniawan, S.Aks, SE., M.Si, CFrA, QRMPA, selaku Asda II (Asisten Perekonomian dan Pembangunan) Setda Kabupaten Kuningan, bahwasannya pelbagai kritik hingga segala masukan dari masyarakat senantiasa didengar oleh pemerintah daerah, dan perlu diingat kebijakan ini telah berdasar kajian.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya, ia mengibaratkan penataan pusat kota di Kabupaten Kuningan ibarat menyusun “puzzle” yang rumit. “Sehingga, mengharuskan kehati-hatian untuk dapat menghasilkan ‘frame’ yang utuh dan terkoneksi dari berbagai puzzle tersebut,” ungkapnya, Kamis 9 Mei 2024.
Dipaparkannya, pembangunan Puspa (Pujasera & Parkir) di jalan Siliwangi (bekas gedung SDN 17), penataan area pertokoan Siliwangi, pembangunan Puspa Langlangbuana, penataan kawasan Masjid Agung Syiarul Islam, area parkir depan Toserba Terbit, lalu Puspa Taman Kota, dan sekitarnya merupakan puzzle dari area pusat kota yang harus terkoneksi dengan baik.
Karena, pada area tersebut terdapat komunitas pedagang kaki lima (PKL), pedagang dan pengusaha di area ruko Siliwangi, angkutan kota, delman tunggang dan delman hias, jamaah Masjid Syiarul Islam dan komunitas lainnya sebagai bagian puzzle pusat kota di Kabupaten Kuningan.
