Di Kuningan Ternyata Ada Kolektor Kaset Pita, Vinyl Hingga Piringan Hitam; si Empunya Juga Piawai Main Musik

- 24 Maret 2024, 13:09 WIB
Asep Albar seorang arsitek yang juga hobi main musik, menunjukan koleksi kaset pita, vinyl dan piringan hitam.*
Asep Albar seorang arsitek yang juga hobi main musik, menunjukan koleksi kaset pita, vinyl dan piringan hitam.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Millenial hingga zillenial lebih suka mendengarkan musik dengan layanan link live streaming dari platform digital. Karena, mereka dilahirkan bukan pada masa trennya kaset pita (cassette tape recorder), apalagi di zaman piringan hitam dan vinyl.

Generasi millennial, mungkin mengenal Compact Disc MP3 atau teknologi setelahnya, yaitu View CD (VCD) atau malah pasca VCD, yakni Digital Versatile Disc (DVD).

Melansir laman-laman media tentang musik, baru-baru ini di Jepang, kaset pita kembali menjadi buruan para pecinta musik—rasanya seperti hal dimana request lagu ke radio pakai “kartu atensi” di awal tahun ‘90an atau tren jalan-jalan sambil dengerin musik pakai walkman, padahal sekarang dengan kemutakhiran teknologi digital, cukup install aplikasi spotify menyuguhkan jutaan lagu dari musisi belahan dunia.

Oleh sebab itulah menjadi alasan diungkapkan seorang arsitek yang ternyata juga piawai main musik asal Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bernama Asep Albar, kenapa dirinya masih saja berburu kaset pita, vinyl hingga piringan hitam.

Baca Juga: Telah Terbit Buku Tentang Publisher Rights di Indonesia Karya Wartawan Pikiran Rakyat Kuningan

Seperti Ariel Noah kiranya dia arsitek tapi jago bermusik. Minggu 24 Maret 2024, ditemui Tim Pikiran Rakyat di kantor miliknya, PT Selaras Satria Siliwangi (S3), Perum Puri Asri 3, Kelurahan Ciporan, Kecamatan Kuningan—merupakan perusahaan jasa konsultan perencanaan arsitektur, ternyata ada satu ruangan yang terdapat buffet terdiri dari laci-laci berisi ratusan vinyl dan piringan hitam, serta di atasnya berupa rak berisi sekira seribuan kaset pita tape recorder.

“Di aplikasi musik platform digital tidak lengkap, atau tersedia pilihan lagu-lagu dari grup band favoritnya yang hits di masa lalu,” ungkap Albar.

Selain itu dituturkannya, mendengarkan musik dengan tape recorder, ataupun pakai gramofon, menurutnya menghadirkan sensasi luar biasa, “menikmatinya kita bisa nostalgia terbawa kembali ke masa lampau. Kendati kadang mengalami pita kusut pada tape, hingga bunyi lagunya tak jernih lagi—ngaleod kata orang Sunda menyebutnya, tapi itu malah membuat lebih menyenangkan, karena kenangan masa silam rasanya seketika hadir lagi,” kata pria yang juga aktif di Kamar Dagang Industri (KADIN) Kabupaten Kuningan.

Baca Juga: Genggaman Gawai Pintar Telaga Biru Viral, Transformasi Kaduela Berdaya Sejahtera

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x