Pertamina dan UMY Sinergis Mencari Solusi Kelangkaan Energi yang Berkelanjutan

19 Mei 2024, 10:20 WIB
Pertamina dalam Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor di acara Milad ke 43 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membahas tentang peran pentingnya sebagai perusahaan energi dan gas terbesar di Indonesia, Sabtu 18 Mei 2024.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Pertamina dalam Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor di acara Milad ke 43 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membahas tentang peran pentingnya sebagai perusahaan energi dan gas terbesar di Indonesia.

Bahwasannya, penerapan energi terbarukan menjadi pilar penting dalam menyukseskan Sustainable Development Goals (SDGs) di Indonesia.

Dikemukakan Senior Vice President of Strategy and Investment PT Pertamina Persero, Henricus Herwin, menurutnya, jika ketersediaan energi seperti minyak, gas, dan batu bara, akan mengalami ketidakpastian dimasa depan.

Sehingga, perlu adanya pertimbangan menavigasi penggunaan energi dalam jumlah besar. Karena, energi terbarukan akan menjadi jalan keluar untuk mengatasi kelangkaan energi.

Dalam agenda Rapat Senat Terbuka Laporan Tahunan Rektor dan Pidato Milad ke 43 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Sabtu, 18 Mei 2024, yang mengangkat tema “Responsible Innovation for Sustainable Humanity,” Henricus mengatakan, bahwa Pertamina melalui ‘Pertamina Energy Institute’ telah membuat tiga skenario untuk mendefinisikan ketidakpastian dari pertumbuhan ekonomi dan transisi energi.

Ketiga skenario itu, terdiri dari Ordinary State, Appropriate Sustainability, dan Economic Renaissance, mengacu kepada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia.

Baca Juga: KABAR DUKA, Prof Salim Said Meninggal Dunia Pernah jadi Dubes RI untuk Republik Ceko hingga Tokoh Pers

“Dalam dua skenario yang pertama, pertumbuhan PDB kami anggap berada di kondisi moderat dan Indonesia sudah mulai melakukan transisi energi. Namun untuk skenario Ordinary State Indonesia masih berfokus kepada keamanan energi sehingga transisinya akan lebih lambat jika dibandingkan dengan skenario Appropriate Sustainability,” terang Henricus.

“Berbeda dengan skenario Economic Renaissance dimana kami proyeksikan sudah mencapai Indonesia Emas sehingga pertumbuhan PDB tinggi, selaras dengan transisi energi,” imbuhnya.

Senior Vice President of Strategy and Investment PT Pertamina Persero menambahkan, bahwa, seluruh skenario memperlihatkan perkembangan dari penggunaan energi di Indonesia. Yaitu, energi konvensional seperti minyak, gas dan batu bara, serta energi terbarukan.

Menurutnya, penggunaan energi terbarukan akan terus mengalami peningkatan pada ketiga skenario. Sementara, permintaan untuk energi konvensional akan terus menurun seiring dengan diterapkannya transisi energi.

Sehingga, pertumbuhan PDB memang menjadi salah satu faktor kuat yang mempengaruhi cepat atau lambatnya transisi energi menuju energi terbarukan.

Baca Juga: 50 Link Twibbon Milad Aisyiyah ke-107, Cocok untuk Dibagikan di WhatsApp hingga Medsos: Gratis

Pertamina telah menyusun strategi untuk memperkuat ketahanan energi nasional, sambil secara bertahap membangun bisnis rendah karbon sebagai proses transisi energi. “Salah satu contohnya adalah Pertamax Green, dimana kami mengkombinasikan bensin dengan bioetanol sehingga dapat menurunkan emisi karbon dioksida secara optimal, sekaligus membuka peluang bagi industri seperti tebu atau ubi yang menjadi bahan baku bioetanol,” beber Henricus.

Pihaknya juga berharap Pertamina dapat memanfaatkan sumber energi terbarukan yang melimpah di Indonesia. Disamping sebagai persiapan menghadapi transisi energi namun juga untuk mendukung energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sesuai dengan tujuan dari SDGs.

Henricus mengapresiasi UMY sebagai institusi pendidikan tinggi yang menjadikan SDGs sebagai landasan dalam berinovasi.

Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN Eng., menjelaskan, bahwa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta telah menerapkan prinsip dari SDGs dalam berbagai program, utamanya untuk penelitian dan pengabdian masyarakat.

Baca Juga: Sejarah Baru Persib Bandung Taklukan Bali United, Persib Tunggu Hasil Borneo vs MU di Final Champions Series

Dituturkannya, seluruh agenda yang terkait SDGs melibatkan seluruh civitas academica UMY dan berorientasi kepada berkelanjutan, demi memberikan dampak nyata dan positif bagi masyarakat.

“Hingga saat ini, pengakuan terhadap pelaksanaan SDGs di UMY telah tercatat oleh berbagai lembaga dunia dan masuk ke dalam pemeringkatan internasional. Berbagai upaya yang telah kami lakukan, kami harap tidak hanya berupa perubahan signifikan dalam aspek kemanuisaan,” tukas Gunawan.

“Namun, lebih jauh juga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi banyak institusi pendidikan tinggi lain agar dapat berperan aktif membangun dunia yang berkelanjutan,” pungkasnya.***

Editor: Erix Exvrayanto

Tags

Terkini

Terpopuler