PR KUNINGAN — Anies Baswedan menjadi satu-satunya Capres yang menghadiri langsung Deklarasi Kemerdekaan Pers yang digelar Dewan Pers malam ini, Sabtu 10 Februari 2024.
Diketahui, Dewan Pers menggelar “Deklarasi Kemerdekaan Pers” merupakan bukti komitmennya sebagai Pilar ke-4 Demokrasi menyuarakan kebenaran dalam menjaga nilai dan prinsip demokrasi di Indonesia.
Sebelumnya, tiga calon presiden (Capres) dan wakil presiden (Cawapres) untuk Pemilu 2024 yang diundang menghadiri "Deklarasi Kemerdekaan Pers" di Hall Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, telah menyatakan kesiapannya hadir.
Namun ternyata, hanya Anies Baswedan yang hadir, walau tak didampingi Cawapresnya Muhaimin Iskandar, tapi Anies datang bersama istrinya Fery Farhati.
Sedangkan yang lainnya, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka (Capres dan Cawapres nomor urut 2) tidak hadir. Dan, Ganjar Pranowo (Capres nomor urut 3), hadir secara virtual melalui sambungan aplikasi Zoom Meeting.
Baca Juga: Gelora Bung Karno Membludak Dipadati Massa Pendukung Prabowo-Gibran dari Segala Penjuru
Dikemukakan Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, bahwa Deklarasi Kemerdekaan Pers menguji komitmen tiga capres dan cawapres untuk mendukung kemerdekaan pers, yang telah ada sejak reformasi tahun 1998.
Dalam pidatonya, Anies Baswedan mengungkapkan fenomena media masa kini dimana gempuran disrupsi hingga masalah algoritma telah membuat dinamika media daring sangat berlomba cepat-cepatan dalam memuat berita.
Baca Juga: Massa Ganjar-Mahmud Menyemut di Solo Meriah Ikuti Hajatan Rakyat Kampanye Terakhir Pemilu 2024
Menurutnya, value atau nilai berita pada media online sekarang lebih pada kecepatan penayangan serta jumlah klik/pageview, karena ada ekosistem pasar secara digital.
Dituturkannya, bila pada masa Orde Baru, pemerintah sebagai penggerak pembangunan, lalu media yang mempublikasikan, “pada masa ini masyarakat yang bertanya kepada media tentang kebenarannya.”
Baca Juga: Wilayah Sulit Dijangkau, KPU di Kabupaten ini Distribusikan Logistik Pemilu 2024 Pakai Helikopter
Beda hal terkini, “kadang beritanya lebih duluan tayang, sehingga masyarakat bertanya-tanya kepada pemerintah tentang kebenarannya.”
Satu hal yang ditegaskan Anies Baswedan, bahwa harus berhati-hati terhadap pihak yang suka mengintervensi media bahkan hingga berani melakukan intimidasi terhadap wartawannya, karena itu bisa mengganggu kemerdekaan pers.
Dirinya sendiri, Anies berkomitmen jika terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia, siap menjaga kemerdekaan pers dan senantiasa mendukung jurnalisme berkualitas, serta akan melakukan upaya penyehatan ekosistem bisnis media massa.***