Sekolah Jurnalisme Indonesia: SJI 2024 Dibuka Mendikbudristek, Wartawan Dibekali Liputan Multitasking

- 6 Februari 2024, 13:10 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Kelas Muda Angkatan pertama.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim di pembukaan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Kelas Muda Angkatan pertama. /Pikiran Rakyat/Herlan Heryadie/

PR KUNINGAN — Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan bahwa jurnalisme saat ini menghadapi tantangan dari kecerdasan buatan (Artificial Intelegence/AI). Menurutnya, kemajuan teknologi modern harus diadaptasi untuk mendukung jurnalisme berkualitas di Indonesia.

Ihwal tersebut disampaikan Mendikbudristek, Nadiem Makarim saat berpidato membuka giat Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) Kelas Muda Angkatan pertama di Sekretariat PWI Jawa Barat, di Jalan Wartawan, Lengkong, Kota Bandung, pada hari Selasa, 5 Februari 2024.

Nadiem menyarankan para wartawan untuk mempertahankan standar jurnalisme di tengah disrupsi informasi.

"Tentunya segala aspek daripada jurnalisme telah diubah oleh teknologi, kondisinya seperti mengganggu. Namun, itu tidak merupakan alasan untuk menurunkan standar jurnalisme. Kita sekarang harus bersaing dengan AI. Kita harus berintegritas, berpikiran kritis, dan menulis dengan hati nurani karena itu yang tidak dimiliki AI,” ujarnya.

Baca Juga: Info Pemilu 2024 : Organisasi Buruh Temukan 198 Data Ganda Pemilih di New York, KPU Tindaklanjuti

Mendikbudristek pun mengutarakan dirinya pernah dibuat pusing oleh beberapa situs berita online/daring yang menganggapnya sebagai pembaca pengikut isu tertentu. Padahal sebaliknya, ia baru saja membaca headline atau isu utama pemberitaan.

Nadiem Makarim berpendapat, publikasi media “The Economist” lebih menarik untuk dibaca.

Lebih lanjut dikatakannya, setiap orang diberi penjelasan, bahkan orang yang dikenal memberi penjelasan tentang siapa dia. Pembaca tampaknya tidak mengetahui hal itu. Untuk meningkatkan literasi masyarakat, standar jurnalisme ini harus diterapkan. Karena tidak ada standar penulisan yang komprehensif dan integritas yang kuat, misinformasi dan disinformasi sekarang sangat rentan di masyarakat.

Baca Juga: Waduh Jamaah Umroh gak Bisa Nyoblos di Pemilu 2024 Kalau Begini Tukas KPU

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah