Disebutkan bahwa di Yogyakarta sendiri, beberapa sungai memiliki potensi banjir bandang, termasuk Sungai Code.
Dia juga berterima kasih kepada berbagai komunitas sungai karena mereka membantu mengedukasi dan mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan sungai dan mengantisipasi berbagai bahaya.
Anggri Setiawan, Kepala Pusat Studi Bencana UGM, mengatakan bahwa pemerintah telah mengadopsi berbagai undang-undang dan peraturan kelembagaan untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi.
Sistem negara kita sangat baik, dan setiap orang sudah menerima bagian mereka. Dia menjelaskan bahwa aksi antisipasi harus dioptimalkan, yang saat ini dipromosikan di tingkat internasional dan pedomannya sedang disusun di tingkat nasional.
Ia menganggap pergantian musim sebagai kesempatan yang bagus untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang fenomena bencana hidrometeorologi, yang menurutnya relatif dapat diprediksi dengan berbagai teknik.
Dia berpendapat bahwa jika semua pemangku kepentingan bekerja sama dengan baik, bencana dapat diantisipasi dan dampak negatifnya dapat diminimalkan.
"Bencana dapat ditangani secara pentahelix. Mari kita dorong aksi antisipasi dengan menyajikan contoh sukses untuk melengkapi manajemen bencana yang sudah ada," ujarnya.***