Tol Bocimi Longsor Padahal Belum Sampai Setahun Diresmikan, Sebuah Dokumen Ungkap Dugaan Kesalahannya

- 4 April 2024, 10:12 WIB
Kondisi longsor di Tol Bocimi KM 64 arah Sukabumi pada Rabu, 3 April 2024 sekira pukul 20.00 WIB malam.
Kondisi longsor di Tol Bocimi KM 64 arah Sukabumi pada Rabu, 3 April 2024 sekira pukul 20.00 WIB malam. /Instagram/@infojawabarat/

Baca Juga: Pengamat: Dian Rachmat Yanuar Pantas Nyalon Bupati Kuningan di Pilkada 2024, Pecahkan Mitos!

Gagal berfungsinya gorong-gorong dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, terutama kesalahan yang terkait dengan desain, penempatan, dan pelaksanaan konstruksi.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan gorong-gorong: 1. Gorong-gorong ditempatkan pada kedalaman yang tidak tepat atau aman terhadap permukaan jalan, yang menyebabkan gorong-gorong rusak atau patah akibat beban lalu lintas; 2. Jenis bahan yang digunakan untuk membuat gorong-gorong tidak Bila tidak kuat maka gorong-gorong akan patah dan permukaan jalan akan amblas sehingga air tidak mengalir melalui gorong-gorong sehingga ini mengurangi fungsi kemiringan melintang perkerasan jalan sebagai drainase permukaan jalan.

3. Penentuan dimensi gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan sehingga kemungkinan debit yang masuk ke dalam gorong-gorong lebih besar melebihi kapasitas gorong-gorong. Sehingga ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan menyebabkan gorong-gorong rusak. 4. Penetapan lokasi gorong-gorong tidak memperhatikan aliran dari daerah sekitarnya atau aliran alamiah, termasuk penetapan lokasi inlet dan outlet gorong-gorong. Sehingga ini dapat menyebabkan terjadinya genangan pada permukaan jalan dan menyebabkan gorong-gorong rusak.

Baca Juga: Ribuan Aa Burjo di Jogja Ikut Program Mudik Bareng Warmindo ke Kuningan hingga Tasikmalaya

4. Kemiringan gorong-gorong tidak sesuai dengan kriteria desain yang telah ditetapkan, dimana kemiringan yang terbaik antara 0,5 persen sampai 2 persen dan tergantung pada lokasinya. 6. Penempatan gorong-gorong tidak melihat kondisi di lapangan. Meskipun gorong-gorong dapat digunakan untuk drainase bawah permukaan jalan dan/atau drainase lingkungan, penempatannya tergantung pada kondisi tanah.

Genangan air atau banjir pada lingkungan di sekitar jalan, termasuk badan jalan, dapat menyebabkan kerusakan konstruksi jalan, yang dapat menunjukkan kesalahan dalam penempatan dan desain gorong-gorong.

Terakhir, setelah kemiringan melintang, selokan samping, dan gorong-gorong, drainase saluran penangkap, atau catch ditch, tidak berfungsi dengan baik. Saluran penangkap yang tersumbat dapat terjadi karena erosi tebing di atasnya.

Ini menyebabkan air dari saluran meluap melalui tebing di bawahnya, yang kemudian masuk ke selokan samping. Air luapan dari saluran penangkap menyebabkan erosi, merusak tanah tebing di atas dan di bawahnya.

Anda dapat mengunjungi situs web berikut untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang pembelajaran yang berkaitan dengan modul pemeliharaan drainase jalan yang ditawarkan oleh Kementerian PUPR.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah