Lindungi Keselamatan Jamaah Haji Indonesia Dilakukan Penerapan ‘Skema Murur’

- 6 Juni 2024, 13:45 WIB
Jamaah calon haji berjalan menuju terminal Syib Amir di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa 4 Juni 2024.
Jamaah calon haji berjalan menuju terminal Syib Amir di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Selasa 4 Juni 2024. /ANTARA /Sigid Kurniawan/

PR KUNINGAN — Upaya melindungi keselamatan jamaah haji Indonesia, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Saudi Arabia akan menerapkan mabit di Muzadlifah dengan skema murur untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 Hijriyah atau 2024 Masehi.

Skema murur digunakan untuk melindungi jamaah haji Indonesia dari bahaya kepadatan yang mungkin terjadi di wilayah Muzdalifah yang terbatas.

Mabit (bermalam) di Muzdalifah dengan cara murur adalah melintasi Muzdalifah setelah wukuf di Arafah.

Saat jamaah haji dari Indonesia melewati wilayah Muzdalifah, mereka tetap di atas bus dan dibawa langsung ke tenda Mina.

Untuk memastikan keselamatan jiwa jamaah calon haji Indonesia, skema murur ini telah berkembang menjadi tindakan kolektif.

Area yang dimaksudkan untuk jamaah calon haji Indonesia seluas 82.350 meter persegi, dan pada tahun 2023, sekitar 183.000 peserta haji Indonesia menempati area ini dalam 61 maktab. Sementara itu, sekitar 27.000 peserta haji menempati area Mina Jadid dalam 9 maktab.

Sehingga, pada saat itu, setiap orang hanya memiliki sekitar 0,45 meter persegi ruang di Muzdalifah.

Tahun 2024, jamaah haji Indonesia tidak lagi tinggal di Mina Jadid. Sebaliknya, mereka akan menempati seluruh wilayah Muzdalifah dengan total 213.320 orang dan 2.747 petugas haji.

Tetapi tahun ini juga ada toilet yang dibangun di Muzdalifah seluas 20.000 m2, jadi 82.350 m2 dikurangi 20.000 m2 menjadi 62.350 m2, atau 213.320 m2, atau 0,29 m2.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah