Jejak Sejarah Megalitikum Teryata Ditemukan di Puncak Gunung Haur di Majalengka

- 12 Agustus 2022, 15:35 WIB
Jejak Sejarah Megalitikum Gunung Haur Majalengka/KUNINGAN TALK
Jejak Sejarah Megalitikum Gunung Haur Majalengka/KUNINGAN TALK /
 
KUNINGAN TALK- Gunung Haur menyimpan jejak pra sejarah batu Megalitikum yang terletak di perbatasan Desa Babakan Jawa dan Cicurug Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
 
Puncak Gunung Haur yang lancip seperti segitiga piramida itu‎, terdapat susunan batu-batu dan meja tempat pertemuan rapat. 
 
Susunan batu yang diduga kuat merupakan sisa peradaban pada masa Megalitikum serta ada makam Raja /Kuwu Sindangkasih abad ke-16 an ini menarik untuk dijadikan bahan penelitian. 
 
 
Ketua Group Madjalengka Baheula (Grumala) Nana Rohmana mengatakan, berdasarkan penelusurannya untuk mendokumentasikan jejak-jejak sejarah yang ada di Kabupaten Majalengka Jawa Barat, pihaknya telah menemukan ada jejak megalitikum di Gunung Haur Majalengka ini.
 
"Aya batu seperti Meja dan susunan lantaina, terus aya batu satangtung atau batu nu ditangtungkeun. Ini jelas kuat dugaaan tempat berkumpulnya orang zaman dulu," kata Nana Rohmana, Jumat 12 Agustus 2022.
 
Pria yang akrab disapa Mang Naro menambahkan, di puncak Gunung Haur Majalengka ini terdapat Makam kuno. Ada yang menyebut yakni makam Mbah Kalang Bentang.
 
 
"Ada yang menyebut  itu makam Kuwu atau Raja Sindangkasih Majalengka. Kami jalan kaki kira kira setengah jam dari bawah di blok Dukuh Hurip," ucapnya.
 
Dijelaskan Naro, Mbah Kalang bentang itu merupakan penyebutan satu tempat bahwa di situ tempat untuk menentukan musim tanam padi huma. Ditentukan dengan cara melihat posisi bintang timur bergesernya ke arah titik mana.
 
"Nah, di puncak Gunung Haur Majalengka ini, terlihat jelas. Mekanisme untuk menentukan musim tanam ini disebut dengan sistem penanggalan Sunda zaman dahulu atau disebut dengan istilah ilmu Palintangan,"
 
 
"Zaman dulu mah tidak ada kalender jadi menentukan saatnya bercocok tanam dengan cara melihat bintang saat tengah malam," ujarnya. 
 
Naro menjelaskan, berada di Puncak Gunung Haur Majalengka bisa melihat Kota Majalengka dari berbagai sudut pandang.
 
Adanya makam kuno yang di sana ada keterangan makam Ki YUDAKERTI yang merupakan Kuwu Sindangkasih tahun 1590-1600an.
 
 
"‎Zaman dulu  kuwu sama dengan Raja. Tandanya, orang tersebut dimakamkan di atas gunung,"
 
"Konsep dikubur di atas puncak gunung, karena zaman dulu, orang terhormat harus dikubur di atas Gunung supaya dekat dengan sang pencipta. Serta untuk menunjukkan bahwa orang itu terhormat semasa hidupnya, " pungkasnya. ***

Editor: Sihabudin

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah