Selain itu, dikatakan Nana, manfaat terafiliasi dengan ekosistem digital akuakultur tersebut, Pokdakan Kurnia Cijambar pun bisa masuk ke dalam pemasaran online untuk memasarkan hasil panen ikan di kolamnya melalui apliasi eFisheryKu dengan jangkauan pasar tingkat nasional.
Bahkan, perusahaan perusahaan eFishery turut bertanggungjawab jika terjadi kendala teknologi hingga masalah dalam pemasaran. “Misalkan saya menjual ikan yang kami kirim ke luar kota, lalu mengalami masalah dalam pembayarannya. Nah, pihak eFishery turut membantu dalam penyelesaian masalahnya.”
Adapun volume hasil penen diutarakan Nana, dari satu kolam berukutan 8x8 meter bisa menghasilan 2 kuintal benih ikan. Untuk panen ikan daging hasil di kolam khusus pembesaran, per satu kolam bisa mencapai 6 sampai dengan 8 kuintal.
Jenis ikan yang dibudidayakan Pokdakan Kurnia Cijambar yaitu ikan nila dan emas, dikarenakan cocok dengan kondisi perairan di Desa Jambar bersuhu dingin. Selain itu, sekarang mulai merambah pembudidayaan ikan hias jenis Koi.
Jenis ikan nila nirwana dan black prima yang paling banyak dibudidayakan mereka, karena memiliki kelebihan daging lebih tebal dan tekstur lebih bagus, serta bisa lebih cepat panen.
“Alhamdulillah, dengan bantuan e-Feeder, satu tahun bisa dua sampai tiga kali panen. Sekarang kebalik juga di pasaran kami sudah bisa memasok Kecamatan Cikijing, di Kabupaten Majalengka, padahal dulu dari sana yang suka masuk ke pasar ikan di Kuningan,” katanya.
Ditanya soal perjuangan meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Barat, Nana menuturkan jika Pokdakan Kurnia Cijambar mendapat support dari Diskanak dan Diskominfo Kabupaten Kuningan yang merekomendasikan mengikuti Sayembara Desa Digital. Lalu ada tim penilai dari Pemprov Jabar datang langsung meninjau langsung.
“Alhamdulillah kami terpilih, dan diundang ke acara Festival Literasi Digital (VIRAL) Jabar tahun 2023 pada 2 September 2023, dimana kami menerima penghargaan dari Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil,”