"Namun ketika negara-negara lain memanfaatkan peluang yang diberikan oleh keterbukaan, keamanan, dan stabilitas sistem internasional pascaperang, kekuatan Barat yang tadinya hegemonik kini mengalami kemunduran, dan dunia multikutub pun mulai muncul," ungkapnya.
Dia menganggapi hal ini berbahaya dalam sejarah dunia, terutama karena dapat mendorong penyalahgunaan.
Namun, Gus Yahya percaya bahwa masih ada harapan untuk mengatasi masalah tersebut. Ia percaya bahwa kerja sama antarumat manusia dari berbagai negara dan agama merupakan langkah penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dunia.
Gus Yahya kemudian mendorong penyelarasan ajaran agama dengan konsensus internasional yang muncul setelah Perang Dunia Kedua dan mendorong komunitas masing-masing untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan harmonis yang menghormati persamaan hak dan martabat setiap individu.
"Salah satu langkah penting adalah menyelaraskan ajaran agama kita dengan konsensus internasional yang muncul setelah Perang Dunia Kedua dan memobilisasi komunitas kita masing-masing untuk membangun tatanan dunia yang lebih adil dan harmonis yang menghormati persamaan hak,” tandasnya.***