Kang Dedi Mulyadi Masih Kejar Buronan Pembacok Pekerjanya, KDM Terkejut Harus Juga Menindak Kasus Narkoba

27 Maret 2024, 23:08 WIB
Kang Dedi Mulyadi menyambangi rumah preman pelaku pemalakan dan pembacokan terhadap pekerjanya di Jembatan Cihambulu. KDM meminta istri preman agar pelaku segera menyerahkan diri.* /PR Kuningan/KDM

PR KUNINGAN — Kang Dedi Mulyadi masih memburu preman yang telah melakukan tindakan kriminal, memalak bahkan membacok orang yang dipekerjakan KDM dalam perbaikan bangunan Jembatan Cihambulu, di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Atas laporannya ke pihak kepolisian setempat pun telah mengultimatum preman pelaku pemalakan dan pembacokan terhadap pekerja bangunan Jembatan Cihambulu agar kooperatif menyerahkan diri.

Karena merasa dirugikan pekerjanya menjadi korban “premanisme”, Kang Dedi Mulyadi berinisiatif melakukan penyelidikan sendiri untuk mengetahui identitas dan keberadaan pelaku.

Hasilnya menunjukkan bahwa KDM telah mengetahui alamat dua preman yang melakukan pemalakan dan pembacokan terhadap pekerja yang sedang memperbaikin bangunan Jembatan Cihambulu, sekaligus merupakan proyek berasal dari anggaran pribadi Kang Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Timnas AMIN di MK Ditimpali Yusril: Kebanyakan Narasi dan Asumsi

Kedua preman pelaku pemalakan dan pembacokan diduga bersembunyi di tempat lain karena takut kasusnya telah menjadi viral dan menjadi perhatian publik.

“Saya mencoba mengidentifikasi keberadaan pelaku. Ternyata ada dua orang yang melakukannya bernama Ipin dan Ebit, adik iparnya,” ungkap mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.

KDM mengatakan mereka telah melihat istri Ipin dan menemukan kontrakan Ebit tidak jauh dari rumah Ipin. Ipin dan Ebit kabur bersembunyi saat caleg DPR RI terpilih dari Partai Gerindra yang menerima suara terbanyak di Jawa Barat itu tiba.

Kang Dedi Mulyadi lantas menyambangi rumah Ipin, di sana ia bertemu dengan istrinya, Eneng.

Baca Juga: Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim

Saat ditanya, Eneng mengatakan dia belum tahu keberadaan suami dan adiknya. “Gak tahu, Pak, adik saya itu sama istri mudanya. Kan istrinya (pertama) kerja di Libya, dua anaknya dari kecil diasuh karena saya gak punya anak,” jawabnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cijunti Rohata Hardiana, yang membantu Kang Dedi Mulyadi dalam kasus ini, menyatakan bahwa Ipin dan Ebit adalah residivis kasus narkoba. Bahkan Ebit telah dipenjara dua kali karena kasus yang sama.

Orang yang lebih dikenal sebagai Apih Rohata ini mengatakan bahwa dia sudah khawatir tentang masalah miras dan narkoba marak di kampungnya. Pihaknya memperoleh informasi tentang beberapa video viral yang menunjukkan anak SMP sudah mengonsumsi barang haram narkotika.

Baca Juga: WOW: Harga Emas Hari Ini Melesat Naik

“Setelah Lebaran kami akan mengadakan penyuluhan terutama untuk orang tua agar mereka tidak mudah dibohongi oleh anaknya. Sebab dimungkinkan mereka yang usia SMP sudah mulai pakai,” kata Apih.

Menurut informasi yang dia kumpulkan, anak-anak pada awalnya dicekoki miras dan narkoba, yang merupakan jenis obat keras, oleh anggota geng mereka di sekolah menengah pertama, dan kebiasaan ini terus berlanjut hingga saat ini.

Baca Juga: Link Resmi untuk Cara Cek Bansos Bulan ini, Apakah Anda Penerima Manfaat, Buruan Cairkan!

“Kita tidak tahu di mana kita dapat membeli obat atau miras. Yang jelas dari video-video itu mereka anak-anak SMP," tutur Kades Cijunti.

Mendengar masalah narkoba, Kang Dedi Mulyadi terkejut lantaran khawatir karena fakta bahwa Desa Cijunti, yang dulunya terkenal sebagai tempat budaya dan kreatif, sekarang dipenuhi dengan barang haram yang berpotensi membahayakan generasi muda.

KDM menyatakan, "Dari kasus ini saya tahu ada masalah bahwa peredaran narkoba dan miras di sini sudah lumayan, termasuk di antaranya kedua pelaku (Ipin dan Ebit). Kemudian masalah lainnya penggunanya umur SMP."

Baca Juga: Gagal SNBP? Daftar Melalui Link UTBK SNBT 2024, Simak Cara Dan Materi Tesnya Disini

Lantas, Kang Dedi Mulyadi berharap fakta-fakta mengejutkan tentang kasus premanisme ini segera ditangani oleh pihak berwenang. Sebabnya adalah bahwa generasi muda di desa dikhawatirkan akan terkena dampak buruk jika tidak dicegah segera.

Dia juga meminta Ipin dan Ebit untuk segera menyerahkan diri dan mengikuti proses hukum yang sedang berlangsung di Polres Purwakarta. "Sekarang lebih baik segera ke Polres agar saya bisa menentukan sikap selanjutnya."

Ditegaskan lagi KDM, bahwa lebih baik mereka menyerahkan diri daripada makin lama ditangkap oleh polisi, hukuman bisa tambah berat.***

Editor: Erix Exvrayanto

Tags

Terkini

Terpopuler