PR KUNINGAN — Seorang peneliti dari Pusat Kajian Kesehatan Anak Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan air limbah rumah tangga dapat digunakan sebagai cara murah untuk mendeteksi Covid-19.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan UGM di Yogyakarta pada Selasa, 30 Januari 2024, Ketua Tim Peneliti Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) UGM, dr. Indah Kartika Murni menyatakan bahwa air limbah yang digunakan berasal dari tinja dan urine orang yang terinfeksi Covid-19, baik yang memiliki gejala maupun tidak.
"Tinja dan urine orang tersebut mengandung bagian atau fragmen virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak menular," terangnya.
Menurut Indah, sistem surveilans air limbah ini telah ditambahkan ke pengawasan individu yang rutin untuk mendeteksi Covid-19 di negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda.
Indah menjelaskan bahwa surveilans air limbah rumah tangga telah dilakukan di Indonesia, tetapi hanya untuk mendeteksi polio.
Pada tahun 2021–2022, tim PKKA-PRO yang dia pimpin bersama dr. Vicka Oktaria bekerja sama dengan Murdoch Children's Research Institute (MCRI) Australia.
Baca Juga: Di Kuningan KPU Gelar Simulasi Pemungutan Suara Tanpa Alat Braille, Begini Kata Asep Budi Hartono
Indah mengatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil surveilans air limbah dapat mendeteksi peningkatan kasus Covid-19 dua pekan sebelum peningkatan di masyarakat.