Anak itu pun mengatakan bahwa dirinya memiliki tabungan sebesar Rp1,5 juta dari hasil keuntungan jualan. Katanya, untuk jajan, ia hanya menyisihkan lima ribu Rupiah.
Habiburahman Ali bisa membayar kebutuhan sekolahnya sendiri, bahkan bisa memberikan modal tambahan kepada ibunya jika diperlukan.
"Tabungannya untuk sekolah juga diberikan ke mamah untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya tidak tentu tergantung berapa banyak yang diminta mamah," ungkapnya kepada KDM.
Baca Juga: Gagal SNBP? Daftar Melalui Link UTBK SNBT 2024, Simak Cara Dan Materi Tesnya Disini
Kisah inspiratif ini masih berlangsung, karena dia tidak langsung tidur setelah pulang dari jualan, karena harus juga mencuci pakaiannya sendiri, bahkan menyetrikanya jika sudah kering.
"PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan, kalau gak pagi. Soalnya kan habis sahur itu nggak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar," kata anak yang lebih suka roti daripada nasi ini.
Menurut Kang Dedi Mulyadi, anak penjual keripik dan tisu ini telah menerima pendidikan dan pengalaman hidup yang lebih tinggi dari usianya. Karena anak-anak seusia kelas 4 SD biasanya sibuk bermain.
Baca Juga: Kronologi dan Penyebab Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim
"Kamu ini sudah ganteng, pintar, hebat lagi. Kamu sudah melampau sekolah tertinggi dalam hidup, jualan, uangnya ditabung, nyuci sendiri, nyetria sendiri, orang dewasa yang sudah kuliah saja belum tentu bisa seperti itu. Banyak orang dewasa yang masih minta uang ke orang tua, jadi beban orang tua," ucap KDM.