Saat itu, mereka bahkan berorasi di media dengan bangga telah memecatnya. Terangnya, mereka sekarang berada di kubu sebelah demi kekuasaan.
Oktafiandi menyatakan bahwa pernyataan buka suara yang dibuat oleh sejumlah tokoh nasional, seperti Shinta Wahid dan Jusuf Kalla, mengecam pemaksaan skenario satu putaran, harus dicatat sebagai catatan penting untuk kelangsungan demokrasi Indonesia.
"Pemilu bukan saja soal menang kalah, tapi ada tanggungjawab moral merawat kultur demokrasi yang sudah diperjuangkan dan dibangun dengan susah payah," tegasnya.
Disamping itu, muncul gelombang petisi dan kritik keras datang dari kalangan civitas academica berbagai perguruan tinggi dan mulai menyebar di beberapa daerah.
Oktafiandi hadir dalam ToT di dua kecamatan tersebut, bersama dengan H Atip Muchlis, S.Ag, dan Eno Sulaena, yang juga merupakan Caleg PDIP DPRD Kabupaten Kuningan.
Untuk mencapai target kemenangan, Oktafiandi telah mengunjungi hampir semua kecamatan hingga tingkat desa di Kabupaten Kuningan dan Ciamis, bersama dengan Caleg PDIP DPRD Provinsi Jabar Ika Siti Rahmatika, melakukan sosialisasi dan mengumpulkan relawan Baraya Kang Okta (BKO) untuk melindungi suara PDIP dan Ganjar-Mahfud.***