Ketentuan Puasa Syawal: Kapan Waktunya, Apa Faedah dan Keutamaannya, Serta Bacaan Niat Puasa Syawal Idul Fitri

- 10 April 2024, 18:00 WIB
Ketentuan Puasa Syawal: Kapan Waktunya, Apa Faedah dan Keutamaannya, Serta Bacaan Niat Puasa Syawal Idul Fitri.*
Ketentuan Puasa Syawal: Kapan Waktunya, Apa Faedah dan Keutamaannya, Serta Bacaan Niat Puasa Syawal Idul Fitri.* /PR Kuningan/IST

PR KUNINGAN — Puasa Ramadhan telah berakhir ketika memasuki bulan Syawal. Akan tetapi, umat Muslim ada anjuran untuk melaksanakan ibadah sunnah, yakni Puasa Syawal.

Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari di awal bulan Syawal atau pada momen Hari Raya Idul Fitri.

Penting untuk disimak tentang Puasa Syawal ini jangan sampai dilakukan di tanggal 1 Syawal atau bertepatan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Awet Tahan Lama, Cocok Dipadu Opor Ayam atau Sambal Goreng Kentang di Momen Lebaran

Kenapa? Karena, Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan kemenangan setelah umat Muslim sebulan penuh menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Mengapa Puasa Syawal tidak boleh dilakukan di waktu Hari Raya Idul Fitri, karena suasana kemenangan Lebaran itu dianjurkan bagi umat Islam untuk dapat makan yang enak-enak.

Sebagaimana menurut para Ulama, melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari tidaklah musti secara berturut-turut dalam enam hari tersebut.

Baca Juga: Ternyata Begini Tradisi Lebaran di Indonesia. Apa Makna Dari Idul Fitri ?

Satu hal lagi, siapa yang berpuasa Syawal, ia akan banyak mendapat godaan yang lebih berat dibanding dengan puasa Ramadhan.

Karena, bulan Syawal di Indonesia identik dengan budaya silaturahmi keluarga, halal bihalal, reunian, dan banyak perantau yang datang atau budaya mudik.

Di mana, bulan Syawal merupakan momen untuk mengadakan acara kumpulan atau baninan.

Sudah barang tentu dalam suatu acara kumpulan disajikan beragam hidangan lezat yang tentunya bila kita datang sedang puasa Syawal, godaan itu akan terasa teramat sangat. Berbeda kala suasana Ramadhan, di mana tempat-tempat makan menutup ruangannya.

Baca Juga: WAJIB TAHU: 3 Tempat Ngopi Nuansa Alam Instagramable Wajib Dikunjungi Saat Liburan Lebaran 2024

Belum lagi, dalam suasana berkumpul dengan handai taulan yang mungkin lama tak jumpa, akan dilanjutkan dengan acara bermain atau wisata, dan godaan pun semakin bertambah.

Dari sisi etika, tentunya ketika kita sedang Puasa Syawal lantas datang ke acara kumpulan terus kita menolak segala suguhan makanan dengan tanpa kita sentuh sama sekali.

Atau ketika ada tamu berkunjung silaturahmi ke rumah kita, lalu disuguhi jamuan sementara kita tidak menemani tamu untuk makan dan minum.

Oleh karena itu, kiranya Puasa Syawal tidaklah musti dilaksanakan secara berturut-turut dalam enam hari. Alangkah baiknya, kita pilih tanggal yang tidak ada agenda kegiatan selama bulan Syawal.

Dalam Islam, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber, disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa terdapat dua hari yang dilarang untuk berpuasa. Yaitu, di tanggal 1 Syawal Hari Raya Idul Fitri, dan 10 Dzulhijjah Hari Raya Idul Adha.

Baca Juga: Cara Kirim Foto Tanpa Internet, Pas Buat Berbagi Foto Hari Raya Idul Fitri 2024 Bersama Keluarga

Menjadi keutamaan Puasa Syawal, disampaikan Rasulullah SAW, barang siapa yang menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan Puasa Syawal selama enam hari, akan diberikan pahala oleh Allah SWT sama dengan berpuasa setahun lamanya.

Seperti yang tertuang di dalam kitab Durratun Nashihin, makna setahun penuh tersebut berdasarkan firman Allah SWT:

“Barang siapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (Q.S. Al-An’am : 160).

Juga tertuang dalam salah satu hadits riwayat Muslim: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim).

Baca Juga: 10 April 2024, Muhammadiyah dan NU Rayakan Idul Fitri 1445 H Bersamaan, Kemenag: Ijtimak Hilal Sudah Terlihat

Pelaksanaan Puasa Syawal harus diawali dengan niat hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Berikut ini lafaz niatnya: “Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta’ala.”

Artinya: “Niat saya puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Dengan menjalankan penuh Puasa Syawal, berarti kita melanjutkan istiqamah ibadah yang telah dilakukan selama satu bulan Ramadhan.

Para ulama menyebutkan, dengan melaksanakan Puasa Syawal, akan menjadi titik awal tumbuhnya bibit-bibit amalan kebaikan yang telah ditanam selama bulan Ramadhan.

Baca Juga: Jadwal TRANS7: Ada KKN Di Desa Penari Yang Bikin Penasaran

Serta, kita pun harus tetap meningkatkan amalan-amalan sholeh lainnya, jangan hanya berfokus pada puasa saja.

Terutama, setiap kita melaksanakan ibadah apapun janganlah hitung-hitungan besar atau kecilnya pahala. Tetapi, harus untuk mengharapkan ridha Allah SWT***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah