MPBI DIY dan Serikat Petani Indonesia Tuntut Kenaikan UMK Yogyakarta 50 Persen Hingga Desak PBB Adili Israel

- 5 November 2023, 21:16 WIB
Serikat buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) bersama Serikat Petani Indonesia (SPI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan konsolidasi politik dan konstituen jelang penetapan UMK DIY 2024, serta menyoroti eskalasi konflik Hamas Palestina vs Israel.*
Serikat buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) bersama Serikat Petani Indonesia (SPI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan konsolidasi politik dan konstituen jelang penetapan UMK DIY 2024, serta menyoroti eskalasi konflik Hamas Palestina vs Israel.* /Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Serikat buruh yang tergabung dalam Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) bersama Serikat Petani Indonesia (SPI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan konsolidasi politik dan konstituen, bertempat di Resto Jamal,Tempel, Sleman, DIY, Minggu 5 November 2023.

Konsolidasi MPBI DIY dan SPI DIY itu mengungkap pernyataan sikap jelang penetapan UMK DIY 2024, serta menyoroti eskalasi konflik Hamas Palestina vs Israel yang menyebabkan krisis kemanusian di Jalur Gaza.

Ketua DPD KSPSI DIY, Kirnadi, mengatakan, bahwa kenaikan UMK DIY sudah sepatutnya di kisaran 50 persen, karena sangat relevan ketika angka kemiskinan dan ketimpangan ekonomi masih tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Baca Juga: Ribuan Massa di Kuningan Serukan Pesan Kemanusiaan Hingga Boikot Produk Israel dalam Aksi Bela Palestina

Menurutnya, upah yang layak bagi tenaga kerja atau buruh merupakan langkah nyata perlindungan yang diberikan oleh pemerintah melalui penetapan upah yang layak untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan kesehatan serta perlakuan tanpa diskriminasi untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarga.

Sementara, Koordinator MPBI DIY, Irsad Ade Irawan, memaparkan, bahwa militer Israel telah melancarkan serangan udara dengan intensitas yang belum pernah ada sebelumnya di Gaza, menewaskan lebih dari 5.900 warga Palestina, termasuk lebih dari 1.300 perempuan dan anak-anak yang merupakan warga sipil.

Baca Juga: Forum Pemred PRMN Menyatakan Sikap: Opresi Israel Terhadap Palestina, 'Kami Menyebutnya Penjajah dan Genosida'

Jalur bantuan untuk meringankan krisis kemanusiaan mengerikan di Gaza setelah lebih dari 16 tahun ditutup oleh Israel. Dan kini Israel tengah melancarkan serangan darat di Jalur Gaza secara brutal dengan mengerahkan buldozer, Tank, dan prajurit infanteri.

Selain itu, Israel telah memutus pasokan listik, air, dan pangan ke Gaza. Akibatnya, sejumlah rumah sakit telah mengalami kekurangan pasokan penting dan rusak akibat serangan udara. Diperkirakan sebanyak 50.000 perempuan hamil dan anak perempuan di Gaza berisiko kehilangan perawatan prakelahiran dan melahirkan tanpa listrik atau pasokan medis.

Halaman:

Editor: Erix Exvrayanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah