2 Perempuan di Kamar Mandi Kena Grebek Terkait Aep Saksi Kasus Vina Cirebon, KDM Temui Samsuri Gali Keterangan

- 4 Juni 2024, 16:10 WIB
KDM menemui Samsuri, warga sekitar jalan Saladara, Kelurahan Karyamulya, Kecamayan Kesambi, Kota Cirebon. Orang ini banyak mengetahui tentang Aep saksi kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.*
KDM menemui Samsuri, warga sekitar jalan Saladara, Kelurahan Karyamulya, Kecamayan Kesambi, Kota Cirebon. Orang ini banyak mengetahui tentang Aep saksi kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon.* /PR Kuningan/YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel

PR KUNINGAN — Kang Dedi Mulyadi (KDM)tak kenal lelah terjun langsung turut mengungkap misteri kasus Vina Cirebon. Satu per satu ia temui orang-orang terkait guna membuka tabir kebenaran yang sudah bagai “sinengker” selama 8 tahun lamanya.

Kali ini terkait saksi Aep yang mengaku mengetahui kejadian peristiwa tragis menimpa Vina dan Eky yang ditemukan tak bernyawa di flyover Kepongpongan, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada 27 Agustus 2016 malam.

Usut punya usut, saksi Aep kena grebek warga pada waktu yang berdekatan dengan kejadian tewasnya Vina dan Eky, di tempat yang juga tak jauh dari TKP kasus ditemukannya jasad sepasang sejoli itu.

Aep kena grebek pasalnya ketahuan memasukan 2 perempuan bukan muhrim ke tempat tinggalnya di Cirebon waktu itu.

Kang Dedi Mulyadi kenapa mantan Bupati Purwakarta dua periode ini menelusuri jejak Aep, karena kesaksiannya dijadikan dasar penahanan para tersangka hingga jatuh vonis pengadilan dalam kasus Vina Cirebon.

KDM menemui Samsuri, warga sekitar jalan Saladara, Kelurahan Karyamulya, Kecamayan Kesambi, Kota Cirebon. Orang ini banyak mengetahui tentang Aep.

Memang, kini semakin banyak orang-orang terkait sebagai saksi langsung maupun tidak langsung, hingga pengacara baru bermunculan, semua melarutkan diri ke dalam pusaran kasus Vina Cirebon.

Samsuri adalah tetangga terpidana kasus hilangnya nyawa Vina dan Eky, yang divonis penjara seumur hidup, termasuk mengenali Saka Tatal yang telah bebas—hanya dipenjara 8 tahun.

"Mereka orang baik-baik Pak. Gak pernah motoran geng-gengan. Cuma nongkrong. Bahkan suka membantu mertua saya ngangkatin sayur sebelum dijual ke Kabupaten Kuningan," tutur Samsuri.

Baca Juga: Link Pendaftaran PPDB Jabar 2024 Sudah Dibuka, Ayo Sekolah! Ini Persyaratan dan Cara Daftar Online

Diketahui, Samsuri adalah menantu dari Bi Sami, warga setempat yang profesinya penjual sayur di Kabupaten Kuningan.

Setelah KDM ngobrol banyak dengan Samsuri, lantas Kang Dedi Mulyadi bertanya pula masalah kejadian penggerebekan Aep oleh warga di sana.

Terungkap, Aep warga Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Di Jalan Saladara, Aep bekerja sebagai tukang cuci mobil steam. Selama bekerja, dia tinggal di tempat kerjanya—cuci mobil tersebut.

Dan Samsuri, adalah salah satu warga yang ikut waktu grebek Aep di tempat tinggalnya itu.

"Anak-anak sebelum melakukan grebek itu ngomong dulu ke saya. Ada Eko dan Hadi bicara dulu ke saya mau nggrebek orang," kata Samsuri.

Nama Eko dan Hadi yang dimaksud Samsuri adalah Eko Ramadhani dan Hadi Saputra. Keduanya merupakan terpidana dalam kasus kematian Vina dan Eky yang dijatuhi vonis seumur hidup, bersama Jaya, Supriyanto, Eka Sandi dan Sudirman.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Panggil Hasto Kristiyanto Hari Ini, Ada Kasus Apa?

2 Perempuan di Kamar Mandi

Samsuri melanjutkan cerita soal peristiwa penggerebekan Aep. Kepadanya, Eko dan Hadi menjelaskan akan menggerebek tempat cucian mobil karena sering memasukan perempuan.

"Eko dan Hadi bilang kalau selama ini bersama anak-anak sengaja nongkrong di dekat cucian mobil karena memantau pergerakan saat perempuan dibawa masuk," tutur Samsuri.

Mendengar itu, Samsuri lalu melapor ke Pak RT. Namun sebelum Eko dan Hadi Cs menggerebeg, Samsuri memberi syarat kepada Eko dan Hadi.

"Saya sampaikan satu syarat (kalau mau menggerebeg), jangan main kekerasan dan jangan main hakim sendiri," tutur Samsuri.

Setelah disetujui, lalu Samsuri, bersama adik ipar, termasuk Eko dan Hadi ke rumah Pak RT. Setelah menyampaikan keluhan anak-anak, akhirnya Samsuri bersama Pak RT, dan anak-anak menuju tempat cucian.

"Saya waktu itu tidak tahu yang namanya Aep. Tahunya belakangan," tutur Samsuri.

Malam itu, mereka mendatangi tempat cucian mobil. Pak RT dan Samsuri mengetuk-ngetuk pintu agar si penghuni tempat cucian mobil keluar.

"Kami tetap sopan. Saya ketuk pintu sambil memanggil-manggil Mas Mas Mas. Waktu itu, lama sekali mereka tidak keluar-keluar. Ini yang membuat anak-anak dongkol," tutur Samsuri.

Baca Juga: WOW Tempe Bakal Dicatat UNESCO Sebagai Warisan tak Benda Milik Indonesia, Awas Negara Lain Jangan Ngaku-ngaku

Karena tidak keluar-keluar, akhirnya anak-anak ada yang tidak sabar, sampai menggendor-ngedor pintu. Namun saat itu diingatkan oleh Samsuri.

Sampai kemudian Pak RT yang ambil alih. Pak RT ketuk pintu sambil memperkenalkan diri.

"Mas Mas, buka. Ini Pak RT," tutur Samsuri menirukan Pak RT pada malam itu.

Setelah mendengar nama Pak RT, barulah penghuinya membuka pintu. Tapi hanya satu pintu yang dibuka, cukup hanya untuk satu orang masuk.

"Begitu dibuka, anak-anak muda langsung tanya, benar kamu bawa cewek ya. Waktu itu penghuninya menyangkal. Tapi anak muda udah nggak sabar. Langsung merangsek masuk ke dalam untuk mencari di dalam rumah," tutur Samsuri.

Malam itu, setelah anak-anak masuk, Samsuri dan Pak RT juga akhirnya ikut masuk. Sempat dicari-cari, namun tidak diketemukan ada perempuan.

"Kebetulan ada satu ruangan, kamar yang di dalamnya ada kamar mandi. Setelah kami masuk, disitulah di dalam kamar mandi ada dua perempuan," tutur Samsuri.

Malam itu, karena anak-anak muda marah karena dibohongi, beberapa diantaranya ada yang mukul.

"Saat itu saya juga minta Pak RW datang untuk menguatkan sebagai saksi. Anak-anak muda yang emosi itu ada yang sempat memukul. Siapa-siapanya saya tidak tahu karena ramai," tutur Samsuri.

Baca Juga: Mbappe Resmi Gabung Real Madrid, Siap Berkostum Los Blancos Lima Musim: Mimpi jadi Kenyataan!

Penggerebegan cucian mobil Aep dan temannya Dedi yang membawa dua perempuan ke tempat tinggalnya terjadi beberapa hari sebelum muncul peristiwa kematian Vina dan Eky.

Posisi Aep ini penting karena kesaksian Aep yang menjadikan polisi melakukan penangkapan, diantaranya terhadap Eko dan Hadi yang kini divonis seumur hidup.

Dalam kesaksiannya kepada Polres Ciko, Aep mengaku melihat sekawanan orang melempari saat Eky dan Vina lewat.

Tak hanya melempar, kawanan motor itu terus mengejar. Dalam kesaksiannya, Aep mengaku melihat secara jelas Pegi Setiawan meggunakan sepeda motor smash warna merah.

Aep mengaku melihat Pegi Setiawan melempari batu dan mengejar Eky yang bersama kekasihnya Vina saat membeli rokok di depan tempat kerjanya di cucian mobil.

Kesaksian Aep ini diragukan masyarakat Jalan Saladara. Sebab selain tahun 2016 jalan tersebut gelap, di depan tempat cucian mobil juga tidak ada warung penjual rokok.

Feri, warga setempat meragukan kesaksian Aep. Menurutnya, sekarang, tahun 2024 Jalan Saladara kondisinya masih gelap kalau malam. 

Apalagi di tahun 2016. Juga tidak ada warung rokok di depan cucian mobil. Kalaupun ada di warung Madura, jaraknya jauh sekitar 100 meter. 

"Emang setajam apa Aep punya mata bisa sampai tahu detil, termasuk mengenali Pegi ada di kawanan geng motor yang melempar dan mengejar Eky bersama Vina," tutur Feri, salah satu warga Jalan Saladara.***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah