Pilunya KDM Kala Takziah ke Rumah 2 Korban Kecelakaan Bus di Subang, Demi Study Tour Rela Jadi Kuli Pasir

15 Mei 2024, 20:43 WIB
Kang Dedi Mulyadi takziah ke rumah duka korban kecelakaan bus di Subang.* /Pikiran Rakyat Kuningan / Erix Exvrayanto

PR KUNINGAN — Kang Dedi Mulyadi (KDM) selaku orang yang lahir di Kabupaten Subang, Jawa Barat, tergugah dirinya terhadap korban kecelakaan bus di Subang, yaitu rombongan pariwisata siswa-siswi SMK Lingga Kencana Depok.

Kepada media, Rabu 15 Mei 2024, Kang Dedi Mulyadi menuturkan dirinya takziah ke rumah duka korban kecelakaan bus di Subang. KDM melakukan takziah kepada dua orang dari sebelas korban siswa SMK Lingga Kencana Depok.

Tak disangka, Kang Dedi Mulyadi kesedihannya bertambah pilu kala mengetahui kedua korban kecelakaan bus di Subang yang dilayatnya, ternyata anak muda pekerja keras.

Diungkapkan KDM, kedua korban yang dimana ia melayat atau takziah ke rumah duka. Di sana, Kang Dedi Mulyadi dibuat tercengang kaget bercampur sedih.

Baca Juga: Klimaks Tantrum Anak Cirebon Putus Sekolah Viral Diduga Depresi Ingin Mati, Ibunya Jual HP Bukan Tanpa Sebab…

Ternyata, dua korban kecelakaan bus di Subang mereka rela menjadi kuli angkut pasir demi mendapatkan uang buat biaya study tour acara perpisahan SMK Lingga Kencana Depok di Lembang, Bandung.

Lirih sedu sedan KDM, lantaran Kang Dedi Mulyadi turut berdukacita bertambah pilu dirinya membayangkan pengorbanan demi study tour sudah banting tulang, lalu maut menjemput kedua korban itu dalam kecelakaan bus di Subang.

Diketahui, kecelakaan maut di jalan Raya Ciater Subang ini penyebabnya karena bus pariwisata mengalmi rem blong di turunan Lembah Sari, Palasari, Ciater, Subang.

Selain takziah ke rumah dua korban yang harus kerja keras rela jadi kuli angkut pasir demi bisa membayar biaya study tour. Kang Dedi Mulyadi pun takziah ke satu rumah duka lagi, yang merupakan masih saudara dari mereka.

Baca Juga: Cuma gara-gara tak Dibelikan Motor, Buasnya ‘si Herang’ Tega Bunuh Ibu Kandung Pakai Garpu Tanah

Duka masih menyelimuti kediaman keluarga tiga korban tewas dalam kecelakaan maut bus study tour SMK Lingga Kencana Depot ketika KDM bertakziah ke rumah korban.

Kang Dedi Mulyadi sengaja takziah ke Depok menemui keluarga korban karena merasa ikut bersedih dengan kecelakaan maut yang merenggut nyawa anak-anak muda tersebut.

Terungkap,  tiga korban tewas, yakni Dimas Aditya, Intan Rahmawati dan Mahesya Putra masih merupakan saudara sepupu yang tinggal dalam satu wilayah di Depok.

Siti Masitoh, ibu korban dari Intan mengungkapkan fakta yang memilukan. Ternyata untuk bisa mengikuti study tour setiap anak membayar Rp.800 ribu. Terdiri dari biaya perpisahan Rp700 ribu dan untuk kenang-kenangan guru Rp100 ribu.

“Rencananya kan mau wisuda di DTC (Depok Trade Center, kemudian diganti wisudanya di Bandung. Anak saya awalnya gak mau ikut ke Bandung karena gak suka acara seperti itu (wisata), apalagi sampai menginap. Tapi akhirnya ikut karena wisudanya pindah,” ucapnya.

Baca Juga: Draf RUU Penyiaran Belenggu Kebebasan Pers, Organisasi Wartawan Tolak Mentah-mentah!

Terakhir kali Siti berkomunikasi dengan anaknya pada Sabtu pukul 17.00 WIB. Saat itu Intan meminta untuk dijemput karena sudah dalam perjalanan dari Tangkuban Parahu pulang ke Depok. Namun selang beberapa jam kabar duka langsung tersiar.

Sebagai orang tua ia berharap jangan ada lagi kegiatan study tour seperti itu. Lebih baik acara dibuat di sekolah. “Kita bukan sedih lagi, tapi hancur. Anak saya kesakitan, saya tidak bisa tolong,” ujar Siti yang terlihat meneteskan air mata.

Di tempat yang sama Marsani, ibu dari Dimas, mengenang anaknya sangat senang karena lulus sekolah. Bahkan sang anak berkeinginan langsung kerja setelah mendapatkan ijazah.

“Dari sebelumnya juga dia sudah ikut kerja. Dia bilang mau bantu Umi jadi tulang punggung keluarga, nanti Umi tidak perlu kerja lagi kalau aku udah kerja. Ternyata bukan kerja malah pergi,” ucap Marsani.

Terpisah, ibu dari Mahesya, Rosdiana mengungkapkan ia terpaksa pinjam uang Rp 800 ribu agar sang anak bisa mengikuti kegiatan. Ia ingin anaknya senang dan juga kasihan jika tidak ikut bersama teman-temannya yang lain.

Baca Juga: Hasil Bali United vs Persib Bandung FT: 1-1 Pakai VAR, Banyak Pelanggaran Keras Tapi Wasit tak Ganjar Kartu

“Namanya orang tua kita ikut saja kalau anak senang. Kemarin pinjam dulu uangnya ke neneknya. Kasihan juga masa dia sendiri nanti yang tidak ikut,” ucapnya.

Dari obrolan tersebut terungkap ternyata Mahesya dan Dimas bersama satu orang temannya yang lain sebelum berangkat study tour bekerja menjadi kuli angkut pasir. Dari hasil kerja tersebut ketiganya mendapatkan uang tambahan untuk bekal.

“Katanya dapat Rp 400 ribu untuk bertiga, itu untuk bekal study tour. Mereka angkat pasir karena mobilnya tidak bisa masuk ke gang, mereka yang bawa masuk ke tujuan,” ujarnya.

Kang Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang untuk keperluan ketiga keluarga tersebut. Tak hanya itu ia pun melunasi utang Rp.800 ribu yang semula dipinjam untuk study tour Mahesya.

Baca Juga: Umat Islam Harus Ingat! 27 dan 28 Mei 2024 Diimbau Kemenag Cek Arah Kiblat

KDM berharap aparat bisa mengusut tuntas tragedi yang menewaskan belasan orang tersebut. Siapapun yang lalai harus bertanggung jawab di mata hukum.

“Saya berharap aparat mengusut tuntas kasus ini. Jangan berhenti di sopir. Kalau memang pengusahanya ada kelalaian ya harus bertanggung jawab. Ini memakan korban banyak. Menurut saya sudah cukup, tidak boleh lagi ada study tour yang ujungnya piknik seperti ini,” tutur KDM yang mengaku ikut bersedih.***

Editor: Erix Exvrayanto

Tags

Terkini

Terpopuler