Timur Tengah Makin Panas! Amerika Mulai Serang Irak dan Suriah, Klaim Sebagai Serangan Balasan

- 3 Februari 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi serangan udara.
Ilustrasi serangan udara. /Pixabay/cocoparisienne

PR KUNINGAN — Kondisi di kawasan Timur Tengah makin panas, setelah terjadi baku tembak antara militer Amerika Serikat dengan Irak dan Suriah. AS mengklaim sebagai serangan balasan.

Pihak Amerika Serikat menyatakan tanggapan atas serangan drone bunuh diri yang membunuh tiga tentara AS di Yordania, maka pemerintah Amerika mulai melancarkan serangan udara terhadap IRGC-Pasukan Quds dan milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah.

Baca Juga: Jokowi Dinilai Penghancur Demokrasi Pemilu 2024, Ditanggapinya ‘Petisi Bulaksumur UGM’ Begini

Serangan tersebut dilakukan dengan beberapa pesawat, termasuk pembom jarak jauh yang diluncurkan dari AS, menurut pernyataan Komando Pusat (CENTCOM). Lebih dari 85 target ditembakkan dengan lebih dari 125 amunisi presisi.

Menurut pernyataan CENTCOM, Jumat 2 Februari 2024, fasilitas yang menjadi sasaran termasuk pusat komando dan kendali, pusat intelijen, tempat penyimpanan roket, rudal, dan drone, serta "fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisi."

Baca Juga: UII Yogyakarta pun Layangkan Kritik Keras Terhadap Jokowi, Sebut Indonesia Darurat Kenegarawanan

Pasukan IRGC-Quds adalah cabang operasi luar korps.

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan bahwa tanggapan AS terhadap serangan itu merupakan langkah awal.

“Serangan akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Biden.

Baca Juga: Berbeda! Kelompok Alumni dan Akademisi ini Sebut Indonesia Baik-baik Saja Jelang Pemilu 2024

Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di mana pun di dunia, termasuk di Timur Tengah. Namun, semua orang yang ingin melukai kami harus tahu: Jika Anda melukai orang Amerika, kami akan membalasnya.

Di Tower 22, sebuah instalasi militer terpencil di Yordania dekat perbatasan Suriah dan Irak, pada Minggu terjadi serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai sedikitnya 34 lainnya.

Baca Juga: Jokowi Tentang Keras Netanyahu Soal Masa Depan Palestina

Amerika Serikat secara resmi menyalahkan kelompok milisi yang didukung Iran yang disebut Perlawanan Islam di Irak, yang juga mengaku bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Di tengah perang Israel-Hamas di Jalur Gaza, milisi yang didukung Iran telah melakukan serangan drone dan rudal terhadap posisi pasukan AS di Yordania selama berbulan-bulan.

Serangan tersebut menyebabkan satu korban jiwa pada hari Minggu, tetapi sebagian besar serangan lainnya berhasil dihentikan atau menyebabkan cedera ringan pada pasukan AS.

Baca Juga: WOW KPU Laporkan Jumlah Penonton Debat Capres dan Cawapres Capai 394 Juta View

Pada Selasa, Presiden AS Joe Biden menyatakan bahwa dia telah menetapkan reaksi untuk serangan pesawat tak berawak yang terjadi pada Minggu, tetapi dia tidak memberikan rincian.

Biden menyatakan bahwa dia tidak bermaksud memulai "perang yang lebih luas di Timur Tengah", tetapi dia menyatakan bahwa dia menganggap Iran bertanggung jawab atas serangan tersebut "dalam arti bahwa mereka memberikan senjata kepada orang-orang yang melakukannya."

Baca Juga: Klaim Kode Redeem FF Advance Server Free Fire Indonesia Update 3 Februari 2024 Sabtumu Takkan Kelabu Sob

Pada Rabu, Iran berjanji dengan tegas bahwa mereka akan menanggapi setiap serangan yang menargetkan wilayah mereka atau kepentingannya.

Sementara itu, kantor berita resmi Iran, IRNA, melaporkan bahwa misi tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan Teheran bahwa mereka akan menanggapi dengan tegas setiap serangan terhadap wilayah, warga negara, atau kepentingan mereka di luar perbatasan mereka.***

Editor: Erix Exvrayanto

Sumber: Anadolu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah