PR KUNINGAN — Kondisi di kawasan Timur Tengah makin panas, setelah terjadi baku tembak antara militer Amerika Serikat dengan Irak dan Suriah. AS mengklaim sebagai serangan balasan.
Pihak Amerika Serikat menyatakan tanggapan atas serangan drone bunuh diri yang membunuh tiga tentara AS di Yordania, maka pemerintah Amerika mulai melancarkan serangan udara terhadap IRGC-Pasukan Quds dan milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah.
Baca Juga: Jokowi Dinilai Penghancur Demokrasi Pemilu 2024, Ditanggapinya ‘Petisi Bulaksumur UGM’ Begini
Serangan tersebut dilakukan dengan beberapa pesawat, termasuk pembom jarak jauh yang diluncurkan dari AS, menurut pernyataan Komando Pusat (CENTCOM). Lebih dari 85 target ditembakkan dengan lebih dari 125 amunisi presisi.
Menurut pernyataan CENTCOM, Jumat 2 Februari 2024, fasilitas yang menjadi sasaran termasuk pusat komando dan kendali, pusat intelijen, tempat penyimpanan roket, rudal, dan drone, serta "fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi kelompok milisi dan sponsor IRGC yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan Koalisi."
Baca Juga: UII Yogyakarta pun Layangkan Kritik Keras Terhadap Jokowi, Sebut Indonesia Darurat Kenegarawanan
Pasukan IRGC-Quds adalah cabang operasi luar korps.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menyatakan bahwa tanggapan AS terhadap serangan itu merupakan langkah awal.
“Serangan akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Biden.