Ternyata ini Arti Bahasa Isyarat Anies Baswedan dalam Debat Capres Terakhir untuk Pemilu 2024

5 Februari 2024, 11:21 WIB
Bahasa isyarat yang diperagakan Anies Baswedan saat debat Capres terakhir, Minggu 4 Februari 2024. /Kolase foto X @yozariam/

PR KUNINGAN — Anies Baswedan calon presiden nomor urut 01 dalam Debat Capres terakhir yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Pemilu 2024, tokoh kelahiran Kabupaten Kuningan, Jawa Barat tersebut tampak mengawali statement (sambutan dan pemaparan) dengan “bahasa isyarat.”

Ternyata ungkapan bahasa isyarat yang diperagakan Capres 01 Anies Baswedan mengundang banyak perhatian publik Tanah Air hingga bertanya-tanya apakah arti semiotika dan adakah maknanya bagi Indonesia.

Dalam Debat Capres yang digelar KPU di Balai Sidang Jakarta di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu 4 Februari 2024 malam, itu tampak dengan tangan kanan, Anies Baswedan terlihat menunjuk ke jam tangannya. Lalu menggerakkan jarinya melingkar dari depan ke belakang.

Baca Juga: Ternyata Gara-gara ini Persib Kehilangan 3 Poin Ladeni Persis Solo di Kandangnya Gelora Bandung Lautan Api

"Persoalan bangsa kita, republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya-miskin, desa-kota, pendidikan umum-agama, pendidikan kejuruan dan teknis, ini ketimpangan yang menjadi fenomena yang membahayakan negeri ini," paparnya.

Setelah moderator mempersilakan Anies Baswedan untuk berpidato, dia segera mengangkat dan mengepalkan satu tangannya dan menunjuk tangan yang lain, yang hanya berlangsung beberapa detik.

Baca Juga: Profil dan Biografi Ganjar Pranowo, Capres Nomor Urut 03 untuk Pemilihan Presiden di Pemilu 2024

Setelah melakukan gerakan yang seolah-olah menunjukkan "waktu", Anies memutar kedua tangannya ke satu arah, menunjukkan bahwa dia sedang berbicara tentang perubahan.

Setelah itu, mantan gubernur DKI Jakarta itu dengan cepat membahas ketidakadilan yang dialami rakyat Indonesia.

Anies mengatakan bahwa sebagian kecil orang telah mengambil alih perekonomian negara, menggunakannya hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Padahal kekuasaan seharusnya dibangun untuk membangun negara dan memberikan kesetaraan bagi semua orang.

Baca Juga: Api Melahap Lahan Hutan, hingga Tewaskan 99 Orang dan Ratusan Lagi di Kabarkan Hilang

Ia menyatakan bahwa pendahulu bangsa ini mendirikan negara untuk memberikan kesempatan bagi semua orang di berbagai bidang. Ini adalah caranya untuk mengupas paparannya.

Dia juga menambahkan, "Sayangnya hal tersebut justru berbanding terbalik dengan situasi saat ini, di mana sejumlah pihak sibuk memperebutkan kekuasaan."

Baca Juga: Mengawal Demokrasi Indonesia yang Berkeadaban, UMY Kritik Keras Jokowi

Di antara masalah lain yang diangkat oleh Anies adalah sekitar 45 juta orang belum memiliki pekerjaan yang layak, sekitar 70 juta orang belum memiliki jaminan sosial, dan akses yang tidak merata ke pendidikan menyebabkan kehidupan anak-anak menjadi sulit, antara lain.

"Saya berangkat sebagai pengajar, mendapat tugas di balai politik, kami akan membawa gagasan pendiri republik, untuk mewarnai republik ini untuk bisa mengarahkan republik ke depan kepada format awal," terang Anies Baswedan.***

Editor: Erix Exvrayanto

Tags

Terkini

Terpopuler